Harga Tiket Mahal, Jumlah Penumpang Pesawat Turun 28 Persen

Jumlah penumpang penerbangan domestik pada April 2019 sebanyak 5,7 juta orang atau turun 6,26 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jun 2019, 13:35 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2019, 13:35 WIB
Tarif Batas Atas Tiket Pesawat
Pesawat milik sejumlah maskapai terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang yang menggunakan pesawat udara mengalami penurunan cukup tajam dibanding periode yang sama pada tahun lalu (year on year).

Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan pada bulan April 2019 terjadi penurunan 28,48 persen penumpang pesawat udara rute domestik.

"Angkutan udara disini menunjukan posisi bulan April ya belum bulan Mei. Pada April jumlah penumpang domestik mengalami penurunan year on year turunnya tajam, 28,48 persen," kata dia di kantornya, Senin (10/6).

Sementara itu, secara month to month jumlah penumpang pesawat juga mengalami penurunan sebesar 6,26 persen. Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada April 2019 sebanyak 5,7 juta orang atau turun 6,26 persen dibanding bulan sebelumnya.

Penurunan jumlah penumpang terjadi di seluruh bandara utama yang meliputi Bandata Hasanuddin-Makassar sebesar 10,43 persen, Soekarno Hatta-Jakarta 8,78 persen, Juanda-Surabaya 7,82 persen, Kualanamu-Medan 3,41 persen, dan Ngurah Rai-Denpasar 1,54 persen.

Jumlah penumpang domestik terbesar melalui Soekarno Hatta-Jakarta, yaitu mencapai 1,4 juta orang atau 24,81 persen dari total penumpang domestik, diikuti Juanda-Surabaya 443,5 ribu orang atau 7,84 persen.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

Ilustrasi tiket pesawat
Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Pria yang akrab disapa Kecuk tersebut mengungkapkan ada beberapa hal yang menjadi faktor pendorong menurunnya jumlah penumpang angkutan udara tersebut. Salah satunya adalah mahalnya tarif tiket pesawat.

"Kita tahu apa yang terjadi pada domestik, di satu sisi ada kenaikan harga tiket, di sisi lain transportasi darat semakin bagus sehingga konsumen mempunyai pilihan untuk moda transportasi lain," tutupnya.

Penurunan yang sama juga terjadi pada penerbangan rute internasional. Jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri atau intemasional pada April 2019 sebanyak 1,5 Juta orang atau turun 3,44 persen dibanding Maret 2019.

Penurunan Jumlah penumpang terjadi di Bandara Hasanuddln-Makassar sebesar 22,09 persen, Soekarno Hatta-Jakarta 8,67 persen, dan Juanda-Surabaya 8,41 persen. Sedangkan kenaikan jumlah penumpang terjadi di Bandara Ngurah Rai-Denpasar sebesar 4,60 persen dan Kualanamu-Medan 2,49 persen.

Pemudik dengan Bus di Lebaran Tahun Ini Naik Imbas Tiket Pesawat Mahal

Arus Balik Lebaran 2019 di Kampung Rambutan
Pemudik berdatangan di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (9/6/2019). Jumlah penumpang yang memasuki terminal Kampung Rambutan dalam arus balik Lebaran 2019 diperkirakan bakal memuncak pada Minggu (9/6) ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jumlah pengguna bus selama periode mudik Lebaran 2019 meningkat hingga 15 persen. Ini antara lain disebabkan mahalnya harga tiket pesawat. Namun, angka pasti jumlah bus serta penumpang belum dapat dipastikan sebab saat ini arus balik masih terjadi.

"Kira-kira 10 sampai 15 persen. Jadi kalau kenaikan penumpang kita yakini bahwa ini cukup banyak," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Cikampek Utama, pekan ini.

Hal tersebut merupakan dinamika baru dengan terjadi kenaikan cukup signifikan pada transportasi jalur darat. Kenaikan penggunaan bus juga diklaim dapat menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan.

"Oleh karenanya pemerintah akan secara sistematis untuk mengefektifkan penggunaan angkutan massal khususnya bus sehingga kemudahan-kemudahan kemacetan itu bisa diatasi dengan baik," ujar dia.

"Ini jadi format baru yg harus kita perhitungkan,  dinamika masyarakat terjadi," dia menambahkan.

Budi pun tak menampik ada kenaikan jumlah pemudik dengan bus lantaran tiket pesawat yang cukup mahal sehingga sebagian masyarakat memilih beralih menggunakan transportasi darat. Namun, dia menegaskan setiap tahun, jumlah pemudik dengan bus memang selalu meningkat.

"Di antaranya itu (tiket peswat tinggi) tetapi dari sejak 2 tahun lalu,  kami selalu menginisiasi bagaimana bus ini menjadi angkutan pertama," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya