Aksi Protes di Hong Kong Tekan Rupiah ke 14.265 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.241 per dolar AS hingga 14.265 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Jun 2019, 12:30 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2019, 12:30 WIB
Layanan Perbankan di Masa Libur Idul Fitri
Petugas menghitung uang rupiah di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6). Bank Mandiri mengoperasikan 319 kantor cabang se-Indonesia secara bergantian pada musim liburan Idul Fitri 26-30 Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis ini. Aksi protes di Hong Kong menjadi sentimen yang menekan rupiah.

Mengutip Bloomberg, Kamis (13/6/2019), rupiah dibuka di angka 14.241 per dolar AS, tak berubah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Namun menjelang siang, rupiah melemah ke level 14.265 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.241 per dolar AS hingga 14.265 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 0,87 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.270 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.234 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, protes di Hong Kong bisa menjadi risiko investasi di Asia.

"Unjuk rasa di Hong Kong yang berkembang menjadi kericuhan pada Rabu lalu tampaknya bisa menjadi kekhawatiran atau risiko investor terhadap investasi," ujar Lana dikutip dari Antara.

Protes warga yang menolak Rancangan Undang-undang (RUU) Ekstradiksi ke China ini didukung oleh para pebisnis. Sekitar 100 pebisnis Hong Kong akan tutup sebagai tanda solidaritas.

Banyak pihak khawatir dengan RUU itu akan menjerat orang-orang di pengadilan China daratan yang dianggap tidak transparan.

"Hong Kong merupakan salah satu pusat keuangan di Asia. Koreksi pasar saham di hampir semua bursa di Asia kemarin bisa jadi sebagai respon atas kekhawatiran tersebut, namun kemungkinan respon ini hanya temporer," ujar Lana.

Lana memprediksi hari ini rupiah akan menguat di kisaran 14.220 per dolar AS hingga 14.240 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BI Prediksi Nilai Tukar Rupiah 13.900 - 14.000 per Dolar AS di 2020

Rupiah Tetap Berada di Zona Hijau
Teller menunjukkan mata uang dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan asumsi ekonomi makro tahun 2020 untuk nilai tukar Rupiah adalah pada level 13.900-14.300 dan inflasi 3 persen plus minus 1.

Perry menilai,sejauh ini Rupiah masih menunjukan kondisi yang positif. Tercatat hingga hari ini nilai tukar berada pada posisi 14.250 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"Hingga tanggal 10 Juni 2019 nilai tukar Rupiah 14.250 per USD atau menguat 0,91 persen bila dibandingkan dengan level akhir tahun 2018 yaitu Rp 14.380, nilai tukar rupiah pada tahun 2019 mencapai Rp 14.187 atau menguat 0,41 persen dibandingkan rerata tahun 2018 Rp 14.246," kata dia pada Selasa 11 Juni 2019. 

Selain itu, BI memperkirakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia akan mencatat surplus sejalan dengan prospek aliran masuk modal asing yang terus berlanjut.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) 2019 juga diperkirakan lebih rendah dari tahun 2018 yaitu dalam kisaran 2,5 sampai 3 persen terhadap PDB.

"Sejalan dengan perkiraan neraca pembayaran tersebut, kami memperkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2019 akan berada pada kisaran Rp 14.000 - Rp 14.400 terhadap dolar Amerika Serikat," ujarnya.

"Pada tahun 2020 kami memperkirakan bahwa prospek penguatan Neraca Pembayaran Indonesia akan berlanjut ditopang oleh peningkatan aliran masuk modal asing dan penurunan defisit transaksi berjalan," dia menambahkan.

Aliran masuk modal asing (inflow) diperkirakan meningkat dipengaruhi oleh prospek ekonomi yang membaik dan juga koordinasi yang kuat kebijakan antara pemerintah Indonesia dan berbagai otoritas terkait, untuk 2019 defisit transaksi berjalan kita akan tetap terkendali.

"Dengan berbagai perkembangan tersebut kami memperkirakan bahwa rata-rata nilai tukar Rupiah pada tahun 2020 akan berada pada kisaran Rp 13.900 sampai dengan Rp14.300 dolar Amerika Serikat," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya