Libur Lebaran Bikin Impor Indonesia Turun 20,70 Persen pada Juni 2019

Impor sektor migas turun 21,50 persen. yakni dari USD 2,18 miliar pada Mei 2019 menjadi USD 1,71 miliar pada Juni 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2019, 12:08 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2019, 12:08 WIB
20161025-Bea-Cukai-Kembangkan-ISRM-untuk-Pangkas-Dwelling-Time-Jakarta-IA
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju impor Indonesia pada Juni 2019 mencapai USD 11,58 miliar. Angka ini turun 20,70 persen bila dibandingkan dengan Mei 2019 yang tercatat USD 14,61 miliar.

Sementara apabila dibandingkan dengan realisasi impor pada Juni 2018 justru mengalami kenaikan sebesar 2,80 persen. Setahun lalu, total impor Indoensia di angka USD 11,27 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan impor pada Juni 2019 ini didorong karena penurunan impor pada migas maupun nonmigas. Masa cuti dan libur bersama Lebaran 2019 menjadi alasan penurunan impor tersebut karena perdagangan libur.

"Cuti panjang yang selama 9 hari di Juni 2019 itu sangat berpengaruh terhadap laju impor Indonesia," ujar Suhariyanto saat memberi keterangan pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, (15/7/2019).

Impor sektor migas turun 21,50 persen. yakni dari USD 2,18 miliar pada Mei 2019 menjadi USD 1,71 miliar pada Juni 2019. Lalu impor nonmigas turun 20,55 persen dari USD 12,42 miliar pada Mei 2019 menjadi USD 9,87 miliar di Juni 2019.

Pria yang akrab disapa Kecuk tersebut menyatakan, pada komoditas nonmigas yang mengalami penurunan impor terendah adalah plastik dan barang dari plastik USD 131,8 juta, ampas atau sisa industri makanan USD 166,7 juta, besi dan baja USD 213 juta, mesin dan peralatan listrik USD 376,8 juta, mesin-mesin atau pesawat mekanik USD 399,6 juta.

Sedangkan komoditas yang mengalami peningkatan impor tertinggi yakni alumunium USD 143,2 juta, perhiasan atau lermata USD 232,6 juta, gula dan kembang gula USD 16,7 juta, kain rajutan USD 13,5 juta, serta kendaraan bermotor atau komponen, terbongkar USD 10,3 juta.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekspor Indonesia Turun 20,54 Persen Pada Juni 2019

Capaian Ekspor - Impor 2018 Masih Tergolong Sehat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Kenaikan impor dari 14,46 miliar dolar AS pada Maret 2018 menjadi 16,09 miliar dolar AS (month-to-month). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Juni 2019 mengalami penurunan sebesar 20,54 persen dibanding ekspor bulan sebelumnya. Ekspor Juni tercatat sebesar USD 11,78 miliar sedangkan pada bulan sebelumnya ekspor sebesar USD 14,74 miliar.

"Pada juni 2019 ekspor Indonesia sebesar USD 11,78 miliar dibandingkan posisi Mei 2019 terjadi turun agak dalam turun 20,54 persen. Ini terjadi baik migas maupun non migas" ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat Badan Pusat Statistik, Jakarta, Senin (15/7/2019). 

Dijelaskan Suhariyanto, BPS mencatat, ekspor pada Juni mengalami penurunan karena sektor migas dan non migas mengalami penurunan cukup signifikan. Sektor migas turun sebesar 34,36 persen sedangkan non migas juga turun sebesar 19,39 persen.

"Ekspor migas pada Juni sebesar USD 0,75 miliar dan non migas sebesar USD 11,03 miliar," jelasnya.

Sebagian Besar Sektor Turun

Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut sektor, ekspor seluruh komponen hampir mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Di mana sektor migas tercatat turun sebesar UDD 0,75 miliar atau turun sebesar 34,36 persen secara month to month (mtm).

Kemudian industri pertanian dan industri pengolahan juga mengalami penurunan masing-masing sebesar USD 0,21 miliar dan USD 9,02 miliar atau turun 33,83 persen dan 19,62 persen secara mtm. Sementara itu, pada sektor pertambangan dan lainnya juga alami penurunan sebesar 16,11 persen dengan nilai ekspor USD 1,80 miliar

Adapun nilai total ekspor dari Januari sampai dengan Mei 2019 mencapai sebesar 87,86 persen. Angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 87,86 persen. "Secara keseluruah ekspor Juni 2019 lebih rendah dari posisi 2018," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya