Kementan Siapkan 500 Juta Benih Unggul hingga 2024

Program BUN 500 merupakan program penyediaan benih unggul bermutu komoditas perkebunan sebanyak 500 juta benih dalam kurun waktu 2019-2024.

oleh Athika Rahma diperbarui 18 Jul 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2019, 10:30 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman
Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam peluncuran Program BUN 500 di Kalteng. (Liputan6.com/Athika Rahma).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah memacu pertumbuhan produksi komoditas perkebunan. Melalui Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan luncurkan program BUN 500 di Desa Sido Mulyo, Kecamatan Buah Batu, Palangkaraya pada Kamis, (18/7/2019).

Peluncuran benih unggul ini dihadiri oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabram, Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Subagyono dan pejabat kementerian lainnya. Amran mengatakan hal ini dilakukan demi mengembalikan kejayaan komoditas rempah.

"Kita ingin agar kejayaan komoditas rempah yang mana ratusan tahun lalu, Indonesia pernah menjadi negara penghasil rempah terbesar dunia. Selain itu, kita juga akan mensejahterakan petani," ungkapnya di Palangkaraya, Kamus (18/7/2019).

Lebih lanjut, program BUN 500 merupakan program penyediaan benih unggul bermutu komoditas perkebunan sebanyak 500 juta bibit dalam kurun waktu 2019-2024.

Benih unggul yang didistribusikan ke Desa Sido Mulyo berjumlah sekitar satu juta bibit dan diangkut puluhan truk. Komoditas unggulan yang diluncurkan ialah kopi, kakao, karet dan kelapa. 

Sementara, untuk menekan biaya pengiriman yang mahal, maka logistik penyedia benih unggul akan dibangun di sentra perkebunan agar nantinya bisa didistribusikan ke perkebunan seluruh daerah secara efektif.

Untuk melaksanakan hal tersebut, Kementan sudah berkoordinasi dengan Gubernur Kalimantan Tengah.

"Kita sudah koordinasi, nantinya program ini diimplementasikan sesuai dengan keunggulan komparatif dan topografi wilayah," tutupnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kementan Ingin Generasi Muda Tertarik Bertani dan Beternak

20161130-Produksi-Telur-Ayam-FF1
Pekerja memberi pakan di kandang ternak ayam telur di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (30/11). Peternakan ayam tersebut memproduksi telur ayam mencapai satu ton telur per hari dari 20 ribu ekor ayam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia berharap agar generasi muda juga bisa bertani atau beternak. Hal ini diungkapkan oleh Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Direktur Kesehatan Hewan Kementan.

"Kami ingin jumlah peternak semakin banyak, di samping profesionalisme beternaknya," kata Fadjar dalam konferensi pers penyelenggaran teater berjudul "SUN" di Jakarta, ditulis Senin (7/15/2019).

Fadjar menambahkan, untuk menarik generasi muda agar bisa menjadi seorang peternak, dibutuhkan cara kampanye yang menarik. Salah satunya seperti dengan pertunjukan seni yang baru-baru ini diselenggarakan oleh Kementan, Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO), serta USAID.

"Ini merupakan salah satu upaya, untuk memperkenalkan apa sih ternak ini, bagaimana sih beternak, apa menariknya. Terutama untuk generasi muda," Fadjar menambahkan.  


Jadi Peternak Masih Bisa Untung

Sapi
Ilustrasi sapi (iStockPhoto)

Meski saat ini banyak anak muda yang kurang tertarik untuk menjadi seorang peternak dan bertani, Fadjar mengatakan bahwa terjun di bidang tersebut sesungguhnya masih tetap bisa menguntungkan secara ekonomi.

"Ini karena dulu orang tua dulu kan bertani dan beternak. Generasi muda ini tidak mengenal akhirnya mencari profesi lain. Padahal sebenarnya, margin dari bertani dan beternak masih besar."

Tidak hanya kampanye pada kaum muda, Kementan bekerjasama dengan FAO juga menyatakan bahwa mereka telah melakukan beberapa sosialisasi ke peternak dan petani yang ada di beberapa daerah Indonesia.

"Melalui FAO kami sudah datang ke akar rumput, melakukan penyuluhan," kata Fadjar.

"Tidak hanya soal kesehatan hewan saja, kita juga harus bisa memberikan penjelasan dan memotivasi mereka untuk mencintai bidang profesi beternak dan bertani." 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya