Papasan di Bandara, Miliarder Ini Biayai Kelompok Penari Cilik ke Jepang

Li Ka-shing bertemu rombongan penari itu bandara New Chitose, Hokkaido.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Jul 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2019, 21:00 WIB
Li Ka-shing
Miliarder Li Ka-shing (Foto: business insider)

Liputan6.com, Chitose - Miliarder dermawan Li Ka-shing (90) tersenyum lebar ketika bertemu rombongan penari cilik asal Shanghai di bandara. Selain berbagi senyum, miliarder ini juga membiayai perjalanan mereka ke Jepang.

Dilansir South China Morning Post, Li Ka-shing bertemu rombongan penari itu bandara New Chitose, Hokkaido. Rombongan terdiri atas 45 penari cilik dan pengantar mereka yang berasal dari Little Pigeon Dancing Group dan bersiap ikut kompetisi di Jepang.

Usah bertemu dan berfoto bersama, miliarder asal Hong Kong itu menawarkan untuk membiayai seluruh perjalanan mereka sekaligus membelikan hadiah bagi masing-masing anak.

"Anak-anak berpapasan dengan Pak Li Ka-shing di bandara, ia tampak sangat gembira dan menawarkan diri untuk berfoto dengan para anak-anak. Hari ini seorang anggota staf Li Ka Shing Foundation menghubungi grup tari dan menawarkan sponsor perjalanan ke Jepang," tulis salah seorang ibu anggota dansa, Zhang Zhuo, lewat Weibo.

Miliarder Li Ka-shing berfoto dengan para penari cilik di bandara. Dok: Weibo

Pihak grup tari juga mengapresiasi bantuan dari sang miliarder dan menyebut Li Ka-shing sebagai sosok hartawan yang dermawan. Sebagai tanda apresiasi, para anak-anak mengirim video ucapan terima kasih bagi sang miliarder.

Tak diketahui berapa sponsor yang diberikan Li Ka-shing, namun seorang guru menyebut satu anak butuh ongkos USD 2.700 atau sekitar Rp 37,6 juta (USD 1 = Rp 13.955). Diperkirakan total sponsor dari Li Ka-shing melebihi USD 120 ribu (Rp 1,6 miliar).

Li Ka-shing pernah menjadi taipan terkaya di Asia sebelum era miliarder Jack Ma. Pria yang dikenal sederhana ini baru saja pensiun sebagai Chairman dari konglomerasinya, yakni CK Hutchinson, tetapi ia masih berperan sebagai penasihat senior.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kisah Miliarder Tertua RI yang Sukses Berkat Produk Sabun

Kisah Harjo Sutanto, Jadi Miliarder RI Berkat Produk Sabun
Kisah Harjo Sutanto, Jadi Miliarder RI Berkat Produk Sabun

Kalau Anda biasa mendengar miliarder datang dari negara adidaya seperti Amerika atau Eropa, maka kali ini, kisah miliarder datang dari Indonesia.

Adalah Harjo Sutanto, miliarder berusia 93 tahun yang dinobatkan jadi miliarder tertua di Tanah Air. Sebelumnya gelar miliarder tertua di Indonesia dipegang oleh Eka Tjipta Widjaja, bos Sinarmas yang wafat Januari 2019 pada usia 98 tahun.

Menurut data Forbes, Harjo memiliki kekayaan sebesar USD 1,1 miliar atau sekitar Rp 15,3 triliun (Kurs 1 Dolar = Rp 13.926). Dirinya juga termasuk ke dalam 50 orang terkaya di Indonesia.

Ternyata, apa yang miliarder ini lakukan cukup sederhana, yaitu berjualan sabun. Pernah mendengar atau menggunakan produk deterjen krim berlabel Ekonomi, sabun Nuvo dan GIV hingga mie instan berlabel Mie Sedaap? Seluruh produk itu berada di bawah produksi perusahaan Harjo, Wings Group.

Hingga saat ini, produk Wings Group tersebar di hampir seluruh toko di Indonesia, baik supermarket atau toko ritel kecil. Seiring dengan berkembangnya bisnis waralaba, Wings Group juga memiliki franchise peritel minimarket, FamilyMart.

Berawal dari Belakang Rumah

Kisah Harjo Sutanto, Jadi Miliarder RI Berkat Produk Sabun
Kisah Harjo Sutanto, Jadi Miliarder RI Berkat Produk Sabun

Pencapaian ini tentunya bukan tanpa perjuangan. Awalnya, Harjo memulai bisnis ini di belakang rumahnya, tepatnya tahun 1948 silam.

Dikutip dari situs web resmi Wings Group, awalnya Harjo menciptakan ide membuat sabun cuci berbentuk krim bersama temannya, Johannes F Katuari.

Deterjen krim dibuat karena adanya kebutuhan mendesak pasca perang, dimana para keluarga kesulitan mencuci baju mereka karena bila menggunakan deterjen bubuk, mereka harus menggunakan mesin. 

Harjo dan Katuari menjual produk mereka dari pintu ke pintu, kios ke kios hingga desa ke desa. Karena dinilai lebih terjangkau dan membantu, produk mereka langsung laris manis di pasaran.

Pada saat itu, perusahaan sabunnya di bernama Fa Wings. Pada awalnya, mereka cuma memproduksi sabun colek, namun akhirnya juga memproduksi sabun mandi merek GIV yang laku keras.

Sekarang, Wings Group diakui sebagai salah satu produsen sabun dan deterjen terbesar di Indonesia. Nama Wings sendiri berasal dari inspirasi mencapai kesuksesan setinggi langit, dengan logo sayap di dua sisi yang menggambarkan kesamaan cita-cita dan aspirasi.

Bakat bisnis Harjo juga diturunkan ke anak-anaknya, salah satunya Fifi yang saat ini memimpin Ecogreen, anak perusahaan Wings Group yang mengembangkan produk oleo-kimia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya