Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan umum Penjaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) akan kembali memperluas pangsa pasarnya dengan menggaet perusahaan financial technology (fintech). Sampai akhir tahun, setidaknya perusahaan menargetkan akan melakukan kerja sama dengan tiga perusahaan fintech.
"Kita ingin sebetulnya di sisa semester ini kalau bisa dengan tiga fintech," kata Direktur Utama Perum Jamkrindo, Randi Anto, saat ditemui di Jakarta, Selasa (30/7).
Advertisement
Baca Juga
Randi mengatakan ketertarikan Jamkrindo untuk merambah bisnis menjamin fintech karena potensi bisnis ini cukup besar di masa depan. Kendati begitu, pihaknya tetap akan selektif atau tidak asal sembarang pilih fintech untuk kerja sama.
"Kita sangat selektif dan kita terus koordinasi dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) terutama terkait dengan persoalan fintech yang istilahnya sudah terdaftar dan memiliki izin dari OJK," jelasnya.
Randi mengaku sejauh ini sudah ada tiga nama fintech tersebut. Untuk nama-namanya sendiri dirinya masih merahasiakan, sebab ketiganya sedang dalam tahap penjajakan.
"(Fintech mana saja?) Nanti kita pasti akan bicara dengan teman-teman pers. Kita sudah melakukan penilaian dan sebagiannya," pungkasnya.
Â
Reporter:Â Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jamkrindo Siap Bergabung dengan Holding Asuransi
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mempersiapkan pembentukan holding asuransi pelat merah yang diperkirakan bakal terealisasi tahun ini. Pembentukan holding ini bertujuan untuk menyehatkan industri asuransi yang ada di Indonesia.
Direktur Utama Penjaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), Randi Anto menyatakan kesiapannya untuk bergabung dalam holding asuransi BUMN. Kendati begitu, pihaknya masih menunggu keputusan Kementerian BUMN sebagai pemilik saham.
"Kita siap (untuk holding) dan tetapi juga akan tetap menunggu arahan kepada pemilik," katanya saaat ditemui di Jakarta, Selasa (30/7).
Baca Juga
Randi menyebut dengan adanya holding asuransi, secara umum banyak yang bisa dioptimalkan. Selain proses bisnis lebih efisien juga bisa menekan beban biaya perusahaan.
"Kalau ditanya secara umum, yang jelas kan sinergi efisensi kemudian banyak hal yang bisa kita ambil kalau itu terwujud," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, menargetkan semua holding BUMN yang belum rampung di 2018 harus diselesaikan di kuartal I atau akhir Maret 2019. Menteri Rini ingin holding ini menjadi kado bagi HUT Kementerian BUMN ke-21 tahun ini.
Setidaknya ada beberapa holding yang ditargetkan selesai pada Maret 2019 yaitu holding sektor perumahan, asuransi, pertahanan, farmasi, pelabuhan, semen dan sektor kawasan.
"Karena kita pada April 2019 kan masuk usia 21 tahun, jadi itu usia yang dianggap sudah dewasa penuh, makanya selesaikanlah holding-holding itu," kata Menteri Rini saat berbincang dengan wartawan, Rabu (16/1).
Dijelaskan Menteri Rini, tujuan dirinya membentuk holding semata-mata untuk meningkatkan kekuatan BUMN itu sendiri dan bisa bersaing di kancah internasional. Selain itu, dengan holding, pembinaan dan pengawasan BUMN juga lebih mudah dilakukan.
Advertisement
Volume Penjaminan Jamkrindo Capai Rp 102,88 Triliun di Semester I 2019
Perusahaan Umum Penjaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) mencatat realisasi penjaminan kredit hingga semester I 2019 tumbuh sekitar 18 persen atau setara dengan Rp 102,88 triliun lebih. Jumlah tersebut di topang dari program KUR pemerintah dan konvensional.
"Secara year on year kita sudah growth 18 persen lah sampai dengan semester I ya cuman kalau sampai dengan detail angka sekitar 102 sekian triliun," kata Direktur Utama Jamkrindo, Randi Anto saat ditemui di Jakarta, Selasa (30/7).
Baca Juga
Randi mengatakan, dari pertumbuhan tersebut kontribusi program pemerintah seperti penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) telah mencapai 37 persen. Sedangkan di luar program atau sifatnya konvensional tercatat sekitar 62-63 persen.
"Iya kalau ditanya posisi 37 persen artinya sepertiga dari volume bisnis itu datang dari porgram pemerintah dalam hal ini kur, dan dua pertiga adalah yang kita cari dalam rangka pengembangan UMKM dan sinergi BUMN," katanya.
Dia menambahkan realiasi penjaminan Jamrindo pada semester I 2019 ini pun sudah hampir mendekati dari target volume penjaminan yang dipatok dalam RKP 2019 sebesar Rp182,36 triliun. Dirinya pun optimis, pada semester II 2019 akan mampu melebihi target.
"(Bisa lebih dari 200?) Iya kita usahakan. Biasanya semster kedua pasti lebih cepet kemudian juga kiranya ini kembali roda untuk proyek besar sudah bergulir lagi, dan kita masih sangat confidence semester II lebih bagus dibanding semester I," pungkasnya.