Kepala BKPM Klarifikasi Soal Investasi 4 Unicorn Lari ke Singapura

Sebelumnya, Thomas Lembong menyebutkan bahwa investasi ke empat unicorn yang ada di Indonesia tidak pernah tercatat sebagai arus modal langsung ke Indonesia.

oleh Arthur Gideon diperbarui 30 Jul 2019, 22:17 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2019, 22:17 WIB
Thomas Lembong Paparkan Kebijakan Pemerintah di Market Outlook 2019
Kepala BKPM Thomas T Lembong (kiri) saat membuka Market Outlook 2019 di Jakarta, Rabu (5/12). Bank Mandiri memiliki nilai aset finansial yang dikelola (AUM) mencapai lebih dari Rp 170 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong meralat pernyataannya mengenai investasi ke empat startup unicorn yang ada di Indonesia lari ke Singapura. Dalam klarifikasi tersebut, Thomas menyebutkan bahwa aliran dana investasi ke unicorn sepenuhnya masuk ke PT PMA yang berbasis di Indonesia.

"Maaf & ralat: tokopedia dan bukalapak sudah klarifikasi ke saya, gojekindonesia sudah klarifikasi ke publik: mereka tidak pakai induk perusahaan di Singapura, tapi sepenuhnya PT PMA di Indonesia. Saya bicara terlalu jauh, mengomentari bahan Google-Temasek ini," tulis Thomas Lembong dalam akun twitter resminya, Selasa (30/7/2019).

Sebelumnya, Thomas menyebutkan bahwa investasi ke empat perusahaan rintisan (startup) dengan valuasi di atas USD 1 miliar atau sering disebut unicorn yang ada di Indonesia tidak pernah tercatat sebagai arus modal langsung ke Indonesia.

Menurutnya, induk usaha dari empat unicorn Indonesia berada di Singapura. Dengan demikian, pencatatan aliran modal tersebut masuk ke Singapura.

"Jadi, sedikit membingungkan, kan ada pengumuman Grab akan investasi sekian, Gojek baru fund raising baru dapet lagi berapa miliar dolar. Kok enggak nongol-nongol lagi dalam bentuk arus modal masuk berbentuk investasi. Jawabannya masuk berbentuk investasi ke Singapura, ke induknya," ucap dia dalam pernyataan sebelumnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


4 Unicorn Indonesia Diklaim Singapura

Banner Infografis 4 Unicorn di Indonesia
Banner Infografis 4 Unicorn di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, menyebutkan bahwa riset Google dan Temasek menyebutkan bahwa empat unicorn milik Indonesia diakui sebagai milik Singapura. 

"Riset Google-Temasek yang pertumbuhan ekonomi ASEAN, malah empat unicorn kita diklaim sebagai unicorn mereka," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Mantan Menteri Perdagangan ini mengaku heran karena riset dalam tersebut Indonesia dinyatakan sama sekali tidak memiliki unicorn. Sementara Singapura tercatat memiliki empat unicorn yang selama ini diketahui milik Indonesia. 

"Saya tidak mengerti juga, ada tabel tentang unicorn. Indonesia ada 0, tapi di Singapura ada empat perusahaan," lanjut Lembong.

Dia menjelaskan, hal tersebut disebabkan empat induk unicorn Indonesia memang berada di Singapura. "Faktanya adalah 4 unicorn kita, induknya memang di Singapura semua. Uang yang masuk ke 4 unicorn kita, masuknya lewat Singapura," jelasnya.

"Dan sering kali masuknya bukan dalam bentuk investasi, tapi oleh induknya unicorn di Singapura langsung bayar ke perusahaan iklan di Indonesia atau bayar langsung ke vendor atau supplier di Indonesia dari Singapura," ujarnya.

Dengan demikian, jika keempat unicorn tersebut mendapat suntikan dana, maka diperhitungkan sebagai investasi di Singapura, bukan di Indonesia.

"Jadi, sedikit membingungkan, kan ada pengumuman Grab akan investasi sekian, Gojek baru fund raising baru dapet lagi berapa miliar dolar. Kok enggak nongol-nongol lagi dalam bentuk arus modal masuk berbentuk investasi. Jawabannya masuk berbentuk investasi ke Singapura, ke induknya," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya