Ipang Wahid: Danau Toba Diarahkan ke Muslim Friendly Tourism

Ada yang keliru dalam penggunaan terminologi wisata halal di Danau Toba.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Sep 2019, 11:45 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2019, 11:45 WIB
Danau Toba
Gambar pada 3 April 2019 menunjukkan sebuah kapal wisata tiba di Pulau Samosir, pulau vulkanik di tengah Danau Toba, provinsi Sumatera Utara, 3 April 2019. Di kalangan masyarakat Batak sendiri, Danau Toba ibaratnya inang atau ibu yang akan selalu menanti dengan keindahannya. (GOH CHAI HIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Quick Win 5 Destinasi Super-Prioritas Irfan Wahid atau biasa dipanggil Ipang Wahid menyatakan bahwa pemerintah akan menjadikan kawasan wisata Danau Toba sebagai kawasan yang muslim friendly. Langkah yang dilakukan adalah dengan menyediakan banyak rumah makan yang menyediakan makanan halal dan juga tempat-tempat ibadah untuk salat.

Ipang menjelaskan, belum pernah terpikirkan oleh pemerintah untuk menjadikan Kawasan Toba sebagai kawasan wisata halal. Alasannya, kearifan lokal di Toba tidak seperti itu. "Presiden cuma mengarahkan kepada kami agar destinasinya harus muslim friendly. Mudah mendapatkan makanan halal dan mudah untuk bisa sholat," jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (3/9/2019).

Menurut Ipang, ada yang keliru dalam penggunaan terminologi. Kawasan Toba tidak akan dibuat seperti di Sumatera Barat, Aceh ataupun NTB yang mengedepankan wisata halal. kawasan Danau Toba hanya akan diarahkan Muslim Friendly Tourism, yaitu wisatawan yang muslim mudah mendapatkan makanan yang halal, mudah mendapatkan tempat salat.

Ia juga mengatakan bahwa terjadi ambiguitas saat ini karena banyak yang salah paham dengan konsep halal tourism. Halal tourism artinya muslim friendly tourism, "kita membuat wisatawan muslim yang datang nyaman tanpa mengubah DNA dari destinasi wisata yang sudah ada seperti Danau Toba,"Kata dia. 

Hal ini juga dilakukan di beberapa negara lain. sebagai contoh, Australia yang bukan tergabung dalam keanggotaan OKI dan dengan muslim minoritas mamanfaatkan peluang ceruk pasar ini dengan mendesain muslim-friendly Australian holiday ideas.

Jepang juga dengan halalmedia.jp yang memberikan perlakuan khusus wisatawan muslim melalui restoran halal pada airport Narita.

Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim sudah seharusnya melirik pasar potensial ini. "Kita harus siap untuk menyambut wisatawan yang datang dari Malaysia, Uni Emirate Arab, dan negara-negara Timur Tengah lainnya dengan muslim friendly tourism khas Indonesia," kata dia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pembangunan Pariwisata Danau Toba Ditragetkan Rampung pada 2020

Wisata Danau Toba
Danau Toba / Sumber: iStockphoto

Sebelumnya, Percepatan pembangunan pariwisata di kawasan Danau Toba terus dikebut. Dalam hal ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mendorong Kementerian dan Lembaga terkait untuk bergerak cepat membangun infrastruktur di kawasan Danau Toba.

“Arahan Presiden untuk dieksekusi secepat-cepatnya, untuk para investor juga harus segera membangun,” kata Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan saat Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Danau Toba di Kantor Kemenkomar, Jakarta, pada Jumat 2 Agustus 2019.

Menko Maritim Luhut juga memastikan agar Kementerian PUPR segera mengeksekusi arahan Presiden Jokowi terkait infrastruktur di Danau Toba dan pengembangan sektor pariwisata.

“Target pada 2020 infrastruktur dasar atau sarana dan prasarana menunjang kawasan pariwisata atau Otoritas Danau Toba dan wilayah sekitarnya terealiasi,” kata Luhut

Lebih lanjut, Luhut juga meminta agar lintas K/L dapat menindaklanjuti permasalahan keramba jaring apung agar masalah pencemaran lingkungan di Danau Toba yang mempengaruhi kenyamanan wisatawan segera dibenahi.

Dalam Rakor tersebut, hadir pula Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Dirut Badan Otorita Pariwisata Danau Toba Arie Prasetyo.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan kesiapan para investor untuk melaksanakan groundbreaking hotel di Danau Toba, khususnya di zona otorita.

“Komitmen dari Pemerintah mengenai pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar di dalam kawasan segera diwujudkan, salah satunya dimulai pada September 2019,” kata Menpar.

Lebih lanjut, Menpar menjelaskan, Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam format Conditional LUDA (Land Utilization dan Development Agreement), yang ditargetkan pada 10 Oktober 2019.

“Komitmen dari investor mengenai dimulainya pembangunan fisik. Groundbreaking Glamorous Camping atau Glamping pada 10 Oktober 2019. serta Groundbreaking Luxurious Hotel ditargetkan pada 20 April 2020,” kata Menpar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya