Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendorong agar negara bisa menjadi pemain utama dalam sektor industri halal dunia. Sebagai catatan, Indonesia kini masih menjadi pasar terbesar bagi berbagai produk halal yang dikeluarkan oleh negara lain.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menekankan, Indonesia harus bisa menyiiasati kondisi perekonomian global yang tengah melemah, yakni dengan cara mengembangkan konsep perekonomian baru berbasis syariah dan industri halal.
Â
Advertisement
Baca Juga
"Saya rasa ini adalah waktunya, sudah tidak bisa lagi kita tunda. Kondisi luar negeri, kondisi ekonomi global sudah sedang menurun. Seperti biasa, apabila ekonomi dunia sedang tidak menentu, melemah, maka kembali ada dampaknya terhadap Indonesia sebagai emerging country," tuturnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, seperti dikutip Jumat (13/9/2019).
Dia menyampaikan, perang dagang Amerika Serikat-China telah berdampak terhadap pelemahan harga komoditas sampai penurunan jumlah volume ekspor. Hal tersebut membuat Indonesia sebagai negara berkembang (emerging country) harus siap berbenah memperkuat negeri.
"Saya kembali ingin mengatakan bahwa posisi Indonesia di dunia terkait dengan keuangan syariah betul-betul saat ini adalah sebagai konsumen, bukan produsen," tegas dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Konsumen Terbesar di Dunia
Pernyataan itu dikeluarkannya dengan catatan bahwa Indonesia merupakan konsumen makanan halal terbesar dunia. Begitu juga dengan pasar busana muslim, dimana warga Tanah Air merupakan konsumen terbesar ketiga dunia, serta pariwisata halal yang menjadi konsumen terbesar kelima secara global.
"Siapakah mereka yang mengambil peran-peran betul-betul dominan? Contohnya adalah Thailand yang saat ini memiliki visi sebagai produsen makanan halal dunia. Kemudian China, negara terbesar dalam memproduksi baju-baju muslim," urainya.
"Australia dan Brazil, dia adalah negara nomor satu untuk pemasok daging sapi halal. Dan tentu saja Inggris, itu selalu jadi juara satu untuk keuangan syariah," dia menambahkan.
Menyikapi situasi ini, Rosmaya meminta agar pegiat bisnis di Indonesia dapat berbenah diri untuk bisa menjadi produsen dan pemain utama dalam konteks industri halal berskala global.
"Oleh karena itu, Indonesia sudah saat untuk ayo mengebut maju bersinergi untuk meraih tidak saja sebagai pasar atau konsumen, tapi kita harus jadi produsen," tukas dia.
Advertisement