Gara-gara Kabut Asap, Penerbangan di Riau Terganggu

Menhub Budi menegaskan bandara di Riau tidak bisa melayani penerbangan di pagi hari akibat kabut asap

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Sep 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2019, 16:00 WIB
Asap Karhutla Selimuti Pekanbaru
Pengendara motor menembus kabut asap pekat yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (10/9/2019). Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut menurunkan jarak pandang dan kualitas udara turun ke status tidak sehat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran lahan dan hutan di beberapa wilayah semakin parah dan mengkhawatirkan. Asap yang menebal kini mulai mengganggu lalu lintas transportasi udara.

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengungkapkan saat ini daerah yang dianggap berpotensi paling rawan adalah Riau.

"Yang agak serius itu memang di Riau ya. Riau akan kita pantau terus," kata dia, saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (14/9).

Dia mengatakan, saat ini di Riau tidak dapat dilakukan penerbangan di pagi hari. Aktivitas penerbangan baru dapat berjalan mulai pukul 09.00 pagi waktu setempat.

Oleh karena itu dia meminta masyarakat yang akan bepergian untuk mengatur waktu keberangkatan dan kepulangan dengan menyesuaikan laporan kondisi cuaca disana.

"Penerbangan pagi belum bisa, penerbangan itu baru efektif setelah jam 9. Oleh karenanya memang para penumpang harus memanage dirinya kalau pergi dan datang dari sana itu sebaiknya memang di atas jam 8 jam 9," ujar Menhub.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Belum Ada Pengaduan

Menhub, Budi Karya Sumadi
Menhub, Budi Karya Sumadi (tengah) saat meninjau Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, Rabu (24/4). Progres pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta hampir 100 persen, sementara progres pembangunan keseluruhannya termasuk domestik mencapai 47 persen. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kendati demikian, dia mengatakan hingga saat ini dirinya belum menerima laporan adanya gangguan serius terhadap transportasi akibat kabut asap.

"Sejauh ini kami belum dapat laporan ya," ujarnya.

Dia pun mengaku belum mendapat aduan adanya penerbangan yang terpaksa harus dibatalkan. Penerbangan tetap dilakukan, hanya waktunya yang mengalami perubahan.

"Saya gak tau persis (penerbangan batal), tapi yang sampai delay aja, ada (penerbangan) tapi delay. Tapi delay tuh kan mereka harus atur waktunya ya," tutupnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Bangun Tiga Bandara, Menhub Andalkan Arsitek Asli Indonesia

Tokoh Nasional Terus Berdatangan ke Rumah Duka BJ Habibie
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tiba di rumah duka Presiden ke-3 RI BJ Habibie di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (12/9/2019). Sejumlah tokoh nasional terus berdatangan ke rumah duka atas meninggalnya BJ Habibie. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Bangun tiga bandara lagi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) adakan sayembara Desain Bandar Udara 2019. Hasil karya pemenang, akan dijadikan desain resmi bandar udara yang dilombakan.

"Ya, ini ada tiga bandara yang kita sayembarakan. Antara lain di Ngeloram, Dewadaru di Karimun Jawa dan Sukabumi," ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Kota Tangerang, Kamis (12/9/2019).

Progresnya, lanjut Budi Karya, untuk Bandara Ngeloram masih dalam proses penyelesaian lahan, namun untuk runway sudah jadi, tinggal terminal yang akan dibangun. Makanya ditargetkan akhir 2020 sudah selesai dan beroperasi.

Sementara, untuk Karimun Jawa, Budi Karya memastikan sudah eksis, tinggal membangun atau merenovasi ulang. "Tinggal bongkar yang lama baru kita bangun. Ditargetkan 2021 selesai," ujarnya.

Lalu terakhir, untuk Sukabumi juga masih pada tahap pembebasan lahan, makanya Kemenhub memperkirakan mampu beroperasi pada 2022. Sehingga, secara bertahap, Indonesia akan memiliki bandara baru lagi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya