Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyentil pihak-pihak yang mempersoalkan pengawasan ketat yang dia lakukan. Terutama berkaitan dengan pernyataan jika pengetatan pengawasan dan penenggelaman kapal bakal bikin investor lari.
"Ada yang bilang katanya investor takut dengan penenggelaman kapal ya tidak benar. Orang mau investasi kok takut penenggelaman kapal. Memangnya yang investasi yang ditenggelamkan," kata dia, di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Advertisement
Baca Juga
"Yang ditenggelamkan kan kapal pencuri ikan, yang nyolong. Ada yang bilang investor takut ketegasan ibu Menteri. Aneh," tambah dia.
Dia pun menegaskan, Perpres 44 tahun 2016 secara tegas melarang investasi asing di sektor perikanan tangkap.
"Investasi asing kan oleh Pak Presiden memang tidak boleh oleh Perpres 44 di bidang penangkapan ikan, tapi untuk prosesing, lain-lain, 100 persen sekarang boleh. Bikin pabrik perikanan 100 persen saham asing boleh. Itu keterbukaan kita," tegas dia.
Dia pun menegaskan pengawasan dan pengaturan ketat yang dilakukan justru meningkatkan ketersediaan sumber daya kelautan dan perikanan. Juga meningkatkan produktivitas.
"Sumber daya perikanan dan kelautan kita sangat produktif. Makin dia diatur. Makin dia dijaga makin dia produktif. Jadi orang gila kalau yang berpikir terlalu banyak larangan, bikin ikan susah," ungkap dia.
"Ikan itu makin tambah banyak kalau diatur, jaringnya jangan kecil-kecil, nangkapnya zonasinya kapal besar sekian," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Kebijakan Menteri Susi Bikin Takut Nelayan Thailand
Pemerintah Kabupaten Natuna Kepulauan Riau mengakui bahwa kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menenggelamkan kapal pencuri ikan atau kapal yang melakukan illegal fishing ampuh meredam kehadiran kapal-kapal asing. Setidaknya, melalui kebijakan ini, kapal berbendera luar kini sudah jera memasuki perairan Indonesia khususnya di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
"Sekarang dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, saya menilai itu sangat tepat. Bukan gertakan tapi betul-betul membuat takut," kata Bupati Kabupaten Natuna, Hamid Rizal saat ditemui di Natuna, Selasa (8/10/2019).
Hamid mengisahkan setelah beberapa kali kebijakan ini digulirkan salah satu negara tetangga seperti Thailand bahkan tidak berani lagi untuk mencuri ikan di perairan Natuna. Lantaran para bos-bos perikanan perusahaan di Thailand takut untuk kembali melancarkan niat jahatnya.
"Saya kebetulan berada di Thailand. Tempat di mana para pencuri ikan di sana. Saya berhadapan dengan bos kapal ikan di sana. Tahu-tahu dia ngomong ada kapal saya yang diledakan (ditenggelamkan) di lautan Indonesia Natuna, dia bilang ngeri juga," ceritanya.
Baca Juga
Berkaca atas kebijakan tersebut, cerita Hamdid, kapal-kapal asing Thailand yang tadinya sudah siap memasuki perairan Indonesia diminta berputar balik untuk tidak melakukan pencurian ikan di laut Indonesia.
"Jadi kapal-kapal di sana yang tadinya sudah muat es ada puluhan kapal yang mau berangkat ke Natuna itu dibatalkan semua. Para bos kapal kapal ikan melarang jangan keluar bahaya itu jangan keluar darurat. Mereka masuk di bom (ditenggelamkan) terus. Itu adalah satu tindakan pertama yang betul betul membuat merasa takut merasa jera apabila itu dilakukan terus menerus," jelas dia.
Di sisi lain, Hamid mengatakan kebijakan penenggelaman kapal ini juga berimbas kepada kesejahtetaan para nelayan Natuna. Mengingat, mereka dapat lebih leluasa bahkan kini bisa mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak ketimbang sebelumnya.
"Mudah mudahan kebijakan ini terus berlanjut. Kami mendoakan agar ibu susi lanjut terus agar sejahtera. Itu doa kami," harap Hamid.
Sebagai informasi saja, sejak Oktober 2014 secara keseluruhan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti tercatat telah menenggelamkan kapal berbendera luar sebanyak 556 kapal. Adapun dari total tersebut terbanyak dari Vietnam dengan berjumlah 321 kapal.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement