Liputan6.com, Jakarta - Ekonom menyambut positif kembalinya Sri Mulyani Indrawati ke kursi Menteri Keuangan. Perempuan yang akrab disapa Ani ini dipandang layak dan mumpuni menduduki posisi tersebut.
"Kalau saya melihat selama ini kan memang banyak yang menginginkan beliau (Sri Mulyani) di Kementerian Keuangan untuk menjaga dari sisi fiskal. Memang harus orang profesional," kata Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE), Muhammad Faisal ketika dihubungi Merdeka.com, Selasa (22/10).
Meskipun demikian, dia meminta Sri Mulyani untuk tidak berpuas diri dengan capaian yang sudah ada di masa kepemimpinan sebelumnya. Terobosan-terobosan tetap diperlukan apalagi di tengah perlambatan ekonomi global.
Advertisement
"Bukan hanya lagi melihat apa APBN-nya aman atau tidak. Seringkali kalau mengamankan APBN belum tentu dari sisi ekonominya aman," urai dia.
Baca Juga
Di masa kepemimpinan yang baru, Sri Mulyani harus lebih proaktif dalam mendukung perkembangan sektor riil dan dunia usaha. Jadi jangan hanya mengejar penerimaan pajak semata.
"Jadi tidak ketat seperti sekarang ini masih relatif ketat padahal dari sisi kebijakan moneter sudah melonggarkan, menurunkan suku bunga, tapi dari sisi fiskal masih mengejar-ngejar penerimaan. Targetnya kan dinaikkan," tegas dia.
"Memang ada beberapa insentif seperti tax holiday, tax allowance, tapi dari sisi kecepatannya masih terlalu lambat dan masih relatif berdiri sendiri. Jadi banyak kebijakan dari Kementerian Keuangan yang belum sinkron dengan kebijakan di sektor riil, baik di pertanian, Perindustrian dan lain-lain. Itu yang harus dipikirkan ke depan. Bukan hanya menjaga APBN aman saja," imbuh Faisal.
Reporter:Â Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Disambut Positif
Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattof pun menyambut positif kabar bahwa Mantan Direktur Bank Dunia terpilih lagi. Namun, dia juga memberikan sejumlah catatan.
"Sudah cukup bisa diterima pasar cukup market friendly. Paling catatan buat Sri Mulyani bagaimana kebijakan-kebijakan di sektor fiskal itu dikomunikasikan dengan parpol-parpol," jelas dia.
Komposisi koalisi yang 'gemuk', lanjut dia, bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Sri Mulyani. "Untuk memuaskan kepentingan parpol, kayaknya tantangan di situ. Jadi masing-masing kementerian ingin anggaran dinaikkan, misalnya, di sisi lain keterbatasan penerimaan pajak juga makin besar. Makanya Sri Mulyani harus melakukan bisa melakukan kompromi politik dengan para parpol," ujar dia.
Sementara terkait kebijakan di sisi fiskal, Abra mengharapkan, Kementerian Keuangan dapat menjaga dan menekan utang dan defisit fiskal.
"PR masalah peningkatan utang dan defisit fiskal yang terus meningkat. Itu harus dicarikan jalan keluarnya. Jangan sampai jadi beban pemerintah paska lima tahun ke depan," tandasnya.
Advertisement
Sri Mulyani: Presiden Jokowi Tugaskan Saya Tetap jadi Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati menyatakan dirinya diminta untuk tetap menjadi menteri keuangan dalam kabinet Jokowi jilid II.
Hal tersebut diungkapkan Sri Mulyani usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, pagi ini.
"Saya bertemu Bapak Presiden dan mendengar arahan beliau apa yang akan dicapai pada periode kepemimpinan Presiden Jokowi," ujar dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Sri Mulyani juga memastikan jika dirinya tetap menjadi Menteri Keuangan di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Beliau menugaskan saya tetap menjadi Menteri Keuangan dan menggunakan kebijakan fiskal untuk membantu menteri lain, terutama bekerja dengan Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan lain-lain," jelas dia.
Sebegai informasi, Sri Mulyani tiba di Istana Kepresidenan pukul 09.00 WIB. Dengan mengenakan kemeja putih, Sri Mulyani menjadi sosok pertama pada hari ini yang bertemu Presiden Jokowi di Istana.