Perum Bulog Sulap Bekatul Jadi Makanan Bergizi

Bulog berinovasi mengolah dedek yang merupakan kulit ari beras menjadi tepung.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Nov 2019, 13:32 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2019, 13:32 WIB
Buwas Bahas Anggaran dan Kinerja Bulog Bersama DPR
Dirut Perum Bulog Budi Waseso saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (20/6/2019). Rapat membahas RKA Kementerian dan Lembaga Tahun 2020, evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan I dan kinerja Bulog selama tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog terus melakukan inovasi di sektor pangan. Salah satunya inovasi terbaru dengan mengolah bekatul atau dedek menjadi panganan yang bergizi bagi manusia.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan,‎ ada produk turunan beras yang selama ini belum dioptimalkan pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia, yaitu dedek atau bekatul. Produk tersebut sebelumnya hanya dimanfaatkan untuk pakan unggas dan ikan saja.

"Ada produk yang dihasilkan dari beras yaitu bekatul atau dedek, dulu untuk ayam dan ikan,"kata Budi, di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Menurut Budi, Bulog berinovasi mengolah dedek yang merupakan kulit ari beras menjadi tepung, sebagai bahan baku pangan karena nilainya tinggi, hal ini pun telah dilakukan negara lain.

"Tentang pengolahan kita berinovasi, asing yang mengelola pangan mengkonsumsi dedek, di ranch market lebih mahal dari beras," tuturnya.

Budi mengungkapkan, gizi yang terkandung dalam bekatul cukup tinggi sebab kulit ari beras mengandung vitami dan serat yang baik. Pengolahan pun tidak hanya menjadi tepung tetapi juga produk jadi seperti kue.

"Ini punya nilia tinggi ada dikulit ari beras, saya berpikir bisa jadi produk, tidak hanya mentah ini jadi produk jadi jadi kue melalui produk tepungnya," tandasnnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Buwas: Ada yang Tak Ikhlas Bulog Dapat Titah Salurkan Raskin

Buwas Bahas Anggaran dan Kinerja Bulog Bersama DPR
Dirut Perum Bulog Budi Waseso memberi penjelasan kepada Komisi IV DPR saat rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (20/6/2019). Rapat membahas RKA Kementerian dan Lembaga Tahun 2020, evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan I dan kinerja Bulog selama tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Kepala Perum Bulog Budi Waseso kembali mengeluhkan adanya beberapa oknum yang tidak senang Bulog diberikan wewenanang penyaluran beras sebagai Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau beras miskin (raskin).

Pria yang akrab disapa Buwas ini mengatakan, pihak-pihak tersebut kemudian ramai menyerang Bulog dengan membuat kabar negatif terkait beras yang disalurkan. 

"Begitu Bulog mendapatkan perintah untuk menyalurkan BPNT, bahkan Pak Presiden (Jokowi) dan Mensos (Agus Gumiwang Kartasasmita) sudah mengatakan 100 persen berasnya dari Bulog, faktanya di lapangam kan tidak ikhlas semua. Dan saya sudah mengatakan pasti Bulog diserang dengan membuat berita-berita yang negatif tentang Bulog," ungkapnya di Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Ucapan ini sejalan dengan apa yang dilontarkannya beberapa waktu lalu, bahwa perusahaan yang dibawahinya diserang mafia penyaluran BPNT dengan menyebar kabar bahwa kualitas beras Bulog buruk.

Menurutnya, ada pihak yang ingin menjatuhkan Bulog dalam membongkar praktik mafia penyaluran BPNT dengan menyalurkan beras kualitas rendah yang dibungkus karung beras berlabel Bulog.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya