Erick Thohir Angkat Bicara Soal Pelecehan di Lingkungan BUMN

Namun Erick mengaku untuk proses hukum terhadap perbuatan amoral itu bukan kewenangannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Des 2019, 20:10 WIB
Diterbitkan 11 Des 2019, 20:10 WIB
Erick Thohir Rapat Perdana di DPR
Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (kanan) seusai mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen,Senin (2/12/2019). Rapat membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyinggung soal pelecehan seksual di lingkungan BUMN. Erick memastikan pegawai perempuan di BUMN tidak mengalami pelecehan.

"Ke depan saya rasa nanti awal tahun kita juga akan memastikan 'sexual arrashment' kepada pegawai perempuan di BUMN itu harus benar-benar kita tingkatkan, tidak boleh kaum perempuan itu mohon maaf dijadikan ya hal-hal yang tidak baik lah," kata Erick dikutip Antara, Rabu (11/12/2019).

Erick menyampaikan hal tersebut pasca beredarnya cuitan di Twitter dari akun @digeeembok yang menyebut sejumlah petinggi PT Garuda Indonesia sengaja memanfaatkan para pramugari perusahaan BUMN tersebut.

"Gerombolan Ari Akshara, Heri Akhyar dan Roni Eka Mirsa adalah TRIO LENDIR. Roni Eka Mirsa adalah 'PROVIDER' paham banget manfaatin celah Pramugari untuk jadi santapan direktur atau setoran ke Pejabat," tulis akun @digeeembok.

Akun @digeeembok juga menulis bahwa Vice President (VP) Cabin Crew Garuda Indonesia, Roni Eka Mirsa sebagai germo.

"Saya rasa dominasi di BUMN juga sangat kental dengan pria, kalau ini kan juga bagian dari perlindungan hukum juga buat pegawai pegawai wanita, apalagi kita sekarang banyak sekali menteri-menteri dari wanita," tambah Erick.

Sedangkan pejabat-pejabat yang terbukti melecehkan pegawai perempuan pun bisa saja diberhentikan. "Hukumnya belum ada, tapi kalau di Amerika itu nanti saya pelajarin, bisa diberhentikan, apalagi kalau ada pegawai wanita yang jelas-jelas sudah ada 'sexual harrashment' itu," ungkap Erick.

Namun Erick mengaku untuk proses hukum terhadap perbuatan amoral itu bukan kewenangannya.

"Kalau amoral seperti itu kan pasti nanti prosesnya nanti bukan di saya, tapi itu mungkin hukum yang lain yaitu mungkin di kepolisian. Kalau saya kan lebih korporasi, sudah seyogyanya kaum wanita ini harus mendapatkan proteksi yang jelas, apalagi dari pimpinan pimpinan yang tidak baiklah," tambah Erick.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Berhentikan 4 Direksi

Erick Thohir Rapat Perdana di DPR
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersiap mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Rapat tersebut membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Erick Thohir pun sudah memberhentikan empat anggota dewan direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang terlibat dalam skandal penyeluduan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton dalam penerbangan seri flight GA 9721 tipe Airbus A330-900 Neo yang datang dari pabrik Airbus di Prancis pada tanggal 17 November 2019 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten

Empat direksi tersebut adalah Direktur Utama Ari Askhara, Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, dan Direktur Human Capital Heri Akhyar.

"Garuda kan sudah ada plt-nya, nanti kan rapatnya baru 20 Januari, mungkin nanti masih perlu waktu," ungkap Erick.

Erick Thohir pun sudah memberhentikan empat anggota dewan direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang terlibat dalam skandal penyeluduan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton dalam penerbangan seri flight GA 9721 tipe Airbus A330-900 Neo yang datang dari pabrik Airbus di Prancis pada tanggal 17 November 2019 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten

Empat direksi tersebut adalah Direktur Utama Ari Askhara, Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, dan Direktur Human Capital Heri Akhyar.

"Garuda kan sudah ada plt-nya, nanti kan rapatnya baru 20 Januari, mungkin nanti masih perlu waktu," ungkap Erick.

 


Petinggi Garuda Polisikan Akun @digeeembok

Ilustrasi Pesawat Terbang
Pesawat Terbang Garuda Indonesia (Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Vice President Cabin Crew PT Garuda Indonesia Roni Eka Mirsa melaporkan akun media sosial @digeeembok ke polisi. Laporan itu dilayangkan ke Polresta Bandara Soekarno Hatta pada 6 Desember 2019 kemarin.

"Benar sudah dilaporkan oleh yang bersangkutan ke Polresta Bandara Soekarno Hatta," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Asep Adi Saputra, Rabu (11/12).

Asep menerangkan, polisi sedang memproses laporan tersebut. Polisi akan memintai keterangan pemilik akun @digeeembok.

"Saat ini sudah dalam upaya-upaya penyelidikan untuk memastikan tindak pidana yang dilakukan oleh akun tersebut," ujar dia.

Reporter: Supriatin, Idris Rusadi Putra

Sumber: Merdeka.com

 


Periksa Petinggi Garuda Indonesia

Pesawat Garuda Indonesia
(Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno Hatta, AKP Alexander Yurikho mengaku telah memeriksa Vice President Cabin Crew PT Garuda Indonesia Roni Eka Mirsa. Pemeriksaan ini untuk menindaklanjuti aduan dibuat Roni Eka Mirsa terhadap Akun media sosial @digeeembok.

"Betul sudah kami mintai klarifikasi," kata Alexander kepada Liputan6.com, Rabu (11/12).

Alex menyebut, Roni Eka Mirsa dimintai keterangan pada Senin 9 Desember 2019 kemarin. "Dalam ranah penyidikan dulu kami periksa dulu dari sisi pelapornya," ucap dia.

Hingga kini pihak kepolisian masih memproses laporan tersebut. Alex mengatakan, tak menutup kemungkinan akan memanggil saksi lainnya.

"Laporan kan tentang pencemaran nama baik," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya