Pertamina Pastikan Pengembangan Kilang Cilacap Molor

Saat ini Pertamina dan Saudi Aramco masih menghitung valuasi investasi

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Des 2019, 20:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2019, 20:30 WIB
RU IV Cilacap, Kilang BBM Terbesar di Indonesia Milik Pertamina
Suasana kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). Produk utama yang dihasilkan kilang Cilacap berupa produk BBM atau gasoline, naphtha, kerosine, avutur, solar LSWR, minyak bakar, LPG, pelumas dasar. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jawa Timur antara PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco kembali tertunda. Proyek ini ditargetkan menemui kata mufakat pada triwulan I 2020.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina dan Saudi Aramco masih membahas soal valuasi nilai investasi Kilang Cilacap yang telah tarik ulur sejak 2014.

"Ini dilanjutkan. Targetnya di triwulan pertama tahun depan ini sudah harus selesai," ujar Nicke di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Nicke menjelaskan, kerjasama ini akan mengadopsi skema baru seperti yang diterapkan di Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur.

Dalam skema tersebut, Pertamina menawarkan kepada Aramco untuk membangun kilang baru, meski dalam wilayah yang masih sama di kawasan Cilacap.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dibangun Saudi Aramco

RU IV Cilacap, Kilang BBM Terbesar di Indonesia Milik Pertamina
Perahu kayu membawa muatan melintas di dekat kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). RU IV Cilacap menjadi kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia. (Liputan6.com/JohanTallo)

Kilang baru tersebut nantinya dibuat oleh Aramco dan akan dioperasikan oleh anak usaha yang dibentuk kedua perusahaan. Nantinya, Pertamina akan menyerap produksi dari kilang ini dengan membayar toll fee.

"Opsi kerjasama seperti di Balikpapan, bangun yang baru. Eksisting tetap beroperasi, tapi sistemnya toll free," terang Nicke.

Pengembangan Kilang Cilacap Tunggu Negosiasi Pertamina dan Aramco

RU IV Cilacap, Kilang BBM Terbesar di Indonesia Milik Pertamina
Perahu kayu membawa muatan melintas di dekat kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). Kilang Pertamina RU IV Cilacap merupakan satu dari enam unit pengolahan minyak milik PT. Pertamina di Indonesia. (Liputan6.com/JohanTallo)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyebut bahwa pembahasan pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap bersama Saudi Aramco sejauh ini masih terus digulirkan. Pihaknya bahkan sudah memberikan tenggang waktu hingga akhir 2019.

Erick mengatakan sampai saat ini PT Pertamina (Persero) dan Aramco memang masih melakukan pembahasan valuasi nilai kilang. Hampir lima tahun, keduanya belum sepakat atas nilai pengembangan kilang tersebut.

"Kami upayakan tahun ini sudah ada kesepakatan agreementnya. Ini sedang kami push," ujar Erick di Kemenko Kemaritiman dan Investasi, di Jakarta, Selasa (29/10).

Erick Thohir mengatataian pemerintah dalam pembahasan valuasi ini juga tengah mencari banyak cara agar valuasi segera disepakati dan proses pembangunan kilang bisa segera direalisasikan.

Sementara saat disinggung apakah terbuka peluang kerjasama dengan Aramco batal, dirinta enggan memberikan anggapan lebih jauh. Sebab, kata dia pembahasan kilang cilacap ini merupakan pembahasan dua negara.

"Karena ini kan pembicaraan khusus dua negara. Kami mesti cari solusinya yang baik. Namun hingga saat ini belum ada rencana perubahan strategi kerjasama," ujar Erick Thohir.

Namun, Jika sampai dengan Desember belum ada juga keputusan final terhadap kedua belah pikah, maka pemerintah akan mengambil langkah alternatif. "Sampai desember kami lihat, sepakat atau tidak. Nanti kami cari alternatif," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya