Proyek Blok Masela Bakal Gunakan Produk Dalam Negeri Senilai Rp 73 Triliun

SKK Migas terus mengedepankan peningkatan produk dalam negeri dalam menggarap proyek Blok Masela

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Des 2019, 14:22 WIB
Diterbitkan 19 Des 2019, 14:22 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan penggunaan barang jasa dalam negeri pada proyek Blok Masela mencapai 26,6 persen dengan nomial sebesar Rp 73 triliun.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan,‎ penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) merupakan prioritas dalam proyek Masela yang dikelola Inpex Corporation.

SKK Migas bersama INPEX pun telah mensosialisasikan program memaksimalkan TKDN dan pengembangan kapasitas nasional untuk vendor dan tenaga kerja terkait Proyek Strategis Nasional LNG Abadi, Wilayah Kerja Masela.

"Proyek ini adalah kesempatan emas bagi Indonesa untuk membangun kapasitas nasional dan kemampuannya di laut dalam. Karena dimasa mendatang potensi cadangan migas akan bergeser ke laut dalam,” kata Dwi, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Berdasarkan perhitungan SKK Migas yang juga telah disepakati dalam dokumen rencana pengembangan (Plan of Development /POD), pemanfaatan TKDN proyek LNG Abadi akan mencapai 26,62 persen.

Maka dengan nilai proyek pembangunan Blok Masela sekitar USD 19,8 miliar, akan ada potensi sebesar USD 5,27 miliar atau setara dengan sekitar Rp 73 triliun belanja barang jasa di dalam negeri.

"Ini adalah jumlah yang sangat besar, dan salah satu wujud nyata kontribusi hulu migas dalam membangun perekonomian Indonesia," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berbagai Kebutuhan

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

TKDN ini dapat berupa kebutuhan berbagai barang dan jasa yang telah tersedia di dalam negeri dan mampu memenuhi kebutuhan fase konstruksi dan produksi proyek LNG Abadi.

Proyek ini akan terdiri kilang LNG darat, pipa bawah laut, fasilitas pengolahan gas lepas pantai serta fasillitas sumur pemboran bawah laut.

Dengan TKDN yang disediakan oleh perusahaan Indonesia, maka akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.

‎Manfaat mega proyek LNG Abadi ini diproyeksikan lebih besar lagi. Berdasarkan hasil studi efek berganda proyek LNG Abadi oleh LPEM Universitas Indonesia dan Universitas Pattimura pada 2018, diproyeksikan pada masa konstruksi hingga produksi proyek LNG Abadi yang diasumsikan berlangsung pada tahun 2022-2055 atau selama 33 tahun, akan tumbuh delapan sektor industri.

Sektor tersebut yakni perminyakan dan pertambangan, konstruksi, manufaktur, perhotelan & restoran, kelistrikan dan gas hilir, pertanian dan perikanan, perbankan dan perumahan, transportasi dan komunikasi.

 

Menyerap 73.195 Tenaga Kerja

20151007-Rizal Ramli bahas blok Masela-Jakarta
Seorang melintas di depan layar peta usai pertemuan antara Menko Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli dengan perwakilan masyarakat Maluku di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (7/10/2015). Pertemuan membahas Blok Masela. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Diindikasikan juga tenaga dan waktu kerja yang akan terserap dengan tumbuhnya berbagai industri tersebut dalam kurun waktu 33 tahun adalah 73.195 orang.

Dari sisi manfaat secara ekonomi, Produk Domestik Bruto secara nasional diproyeksikan naik sebesar USD 153 milyar dan pendapatan rumah tangga nasional juga naik sekitar USD 33,5 milyar dalam kurun waktu 33 tahun tersebut.

“Proyek ini diharapkan dapat mendorong multiplier effect di tingkat nasional maupun daerah, mulai dari fase konstruksi proyek LNG Abadi sekitar 2-3 tahun lagi. Ini merupakan efek berganda nyata yang akan segera terwujud," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya