AP I Prediksi Jumlah Penumpang Pesawat Saat Libur Nataru Turun

AP I memperkirakan jumlah penumpang pada masa libur Natal dan tahun Baru 2020 mengalami penurunan

oleh Athika Rahma diperbarui 20 Des 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2019, 09:00 WIB
(Foto:Liputan6.com)
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi (Foto:Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memprediksi adanya penurunan pergerakan penumpang sebesar 12,3 persen jelang natal dan tahun baru kali ini.

Periode kali ini, arus penumpang diperkirakan mencapai 4 juta orang, lebih kecil dari tahun sebelumnya yang sebesar 4,6 juta orang.

Meski demikian, Direktur Utama AP I Faik Fahmi menyatakan tetap menjaga pelayanan pada masa libur Nataru dengan baik.

"Angkasa Pura I senantiasa menjaga pelayanan pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2020 dengan berkoordinasi secara intensif dengan seluruh pihak terkait. Hal ini kami lakukan demi memastikan seluruh kegiatan operasional di 14 bandara Angkasa Pura I dapat berjalan lancar," ujar Faik Fahmi, mengutip keterangan pers, Jumat (20/12/2019).

Selain itu, lanjut Faik Fahmi, AP I juga menghadirkan pelayanan ekstra selama Nataru yang dapat dinikmati oleh calon penumpang pesawat udara seperti Live Music, Kid Zone, Extra Bandwidth Internet Corner, penampilan kesenian daerah, Photo Booth Airport Icon, ruang multy sensory, dan suasana dekorasi Natal dan Tahun Baru 2020 di area terminal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Memaksimalkan AOCC

Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. (Dewi/Liputan6.com)
Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. (Dewi/Liputan6.com)

Kemudian untuk mendukung kelancaran operasional bandara, pada periode Nataru kali ini AP I akan memaksimalkan keberadaan Airport Operation Control Center (AOCC) yang telah beroperasi di 11 bandara.

Bandara-bandara tersebut yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, Bandara Frans Kaisiepo Biak, Bandara Adi Soemarmo Surakarta, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Internasional Lombok, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, dan Bandara Pattimura Ambon.

“Keberadaan AOCC ini diharapkan akan memperlancar dan meningkatkan kinerja operasional, service level agreement, dan key performance index bandara selama periode Nataru tahun ini sebagai wujud komitmen Angkasa Pura I untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan bagi pengguna jasa bandara,” kata Faik Fahmi.

Jokowi Kagumi Kemegahan Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor

Terminal baru Bandara Internasional Syamsudin Noor di Banjarmasin.
Terminal baru Bandara Internasional Syamsudin Noor di Banjarmasin. (Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)

Presiden Joko Widido atau Jokowi melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya ke Pulau Kalimantan, dengan meresmikan terminal baru Bandara Internasional Syamsudin Noor, Rabu (18/12/2019).

Jokowi mengaku kaget setelah melihat wajah baru bandara yang terletak di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan itu.

"Saya tadi masuk ke bandara yang baru ini saya betul-betul sangat kaget sekali. Kaget, karena biasanya di sana (bandara lama). Artinya bisa bayangin yang dulu kayak apa, yang sekarang kayak apa," ujar Jokowi saat peresmian.

Kekaguman Presiden Jokowi bukan tanpa alasan, sebab terminal baru bandara tersebut memiliki luas 77 ribu meter persegi. Luasnya sangat jauh jika dibandingkan dengan terminal lama yang hanya seluas 9.000 meter persegi.

"Jadi berapa kali ini? 8 kali lipat dari yang lama. Kemudian kapasitasnya untuk penumpang, yang sebelumnya yang di sana itu 1,3 juta penumpang per tahun, di sini 7 juta penumpang per tahun. Kelihatannya loncatannya sangat tinggi," kata dia.

Kendati begitu, Jokowi mewanti-wanti bahwa pertumbuhan pergerakan penerbangan dan penumpang di bandara tersebut tergolong tinggi. Dengan kondisi tersebut, bukan tidak mungkin dalam 10 tahun ke depan harus dibangun terminal yang lebih besar.

"Pertumbuhan pergerakan penerbangan 10 persen lebih. Pertumbuhan untuk penumpang 7 persen lebih. Artinya, bandara yang baru ini mungkin tidak ada 10 tahun lagi harus dibangun yang lebih gede lagi. Karena ada pertumbuhan yang sangat cepat sekali, 7 persen dan 10 persen itu pertumbuhan yang sangat tinggi sekali," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya