Liputan6.com, Jakarta - Cuaca buruk kembali berdampak pada penerbangan. Hampir 300 penumpang pesawat Delta Airlines dari dua penerbangan terpisah yang berangkat dari Meksiko terpaksa menginap di landasan pacu bandara semalaman.
Dua penerbangan itu terdiri dari satu pesawat terbang dari Mexico City, sementara lainnya dari Cabo San Lucas. Keduanya kemudian dialihkan ke Bandara Regional Montgomery pada Kamis malam, 10 April 2025, karena hujan badai memaksa operasional Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta yang menjadi destinasi tujuan penerbangan itu ditutup sementara.
Advertisement
"Semestinya 3,5 jam, ternyata hampir 20 jam," kata Alex Alvarez, salah seorang penumpang terdampak, kepada 11Alive, dikutip dari NY Post, Minggu (13/4/2025). "Cuaca buruk, kami mengerti itu, tapi semuanya terus menumpuk dan menumpuk."
Advertisement
Alvarez mengatakan pesawatnya hanya berputar-putar sampai akhirnya kapten mengatakan bahwa pesawat mereka kehabisan bahan bakar dan terpaksa mendarat darurat di Montgomery. Tetapi sebagai bandara regional, Montgomery tidak memiliki Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan, sehingga penumpang tidak diizinkan turun dari pesawat setelah mereka mendarat sekitar pukul 22.30, waktu setempat.
Penerbangan dari Cabo San Lucas ke Atlanta menghadapi masalah yang sama ketika dialihkan ke Montgomery karena cuaca buruk. Yang lebih buruk lagi, pilot dan awak telah mencapai jam maksimum yang diizinkan untuk malam itu, sehingga penumpang pesawat terpaksa menunggu di landasan pacu.
Mereka baru diizinkan keluar dari pesawat setelah pukul 5 pagi keesokan harinya, yakni Jumat, 11 April 2025, karena harus berganti pesawat untuk menuju destinasi tujuan. Bahkan saat itu, mereka terkurung di gerbang karena masih belum melewati bea cukai.
Tawaran Kompensasi Maskapai untuk Penumpang Terdampak
Pihak maskapai kemudian memberi mereka makanan ringan berupa sandwich dan keripik pada pagi itu. Menurut Alvarez, kompensasi itu pun baru diterima setelah mereka menunggu selama berjam-jam.
Delta mengatakan mereka menghubungi setiap pelanggan dan menawarkan pengembalian dana penuh. "Kami gagal dalam cara kami ingin melayani dan merawat pelanggan kami di tengah badai petir di Amerika Serikat bagian tenggara," kata juru bicara maskapai.
Insiden pendaratan darurat juga pernah dialami Delta Airlines sebelumnya, tetapi dengan alasan berbeda. Pada Rabu, 3 Juli 2024, pesawat Delta Airlines yang mengangkut 277 penumpang terpaksa mendarat darurat di New York, Amerika Serikat (AS), setelah penumpang mereka mengaku disuguhi makanan basi.
Mengutip NY Post yang dilansir dari NDTV pada Kamis, 4 Juli 2024, pesawat A330 itu lepas landas dari Bandara Metropolitan Detroit Wayne County pada Selasa malam, 2 Juli 2025. Menurut data Flight Radar 24, pesawat tersebut tengah berada di atas Saint Pierre dan Miquelon, sebuah kepulauan Prancis di selatan Newfoundland Kanada ketika dialihkan ke Bandara Internasional John F. Kennedy New York.
Advertisement
Permintaan Maaf Maskapai karena Penerbangan Terlambat
Dilaporkan bahwa sebagian makanan yang dibawa di kabin utama basi. Setelah berkonsultasi dengan ahli medis, pesawat pun diputuskan untuk didaratkan darurat. Dua belas penumpang dievaluasi, tetapi menolak menerima perawatan medis maupun dibawa ke rumah sakit.
Pihak maskapai kemudian menyelidiki insiden tersebut, tetapi belum mengungkap bagaimana makanan yang terkontaminasi tersebut terdeteksi. Mereka juga merilis permintaan maaf kepada pelanggannya.
Delta Airlines mengonfirmasi insiden tersebut dan menyatakan, "Penerbangan Delta 136 dari Detroit ke Amsterdam dialihkan ke JFK New York pada Rabu pagi, 3 Juli 2024, setelah laporan bahwa sebagian dari layanan makanan dalam penerbangan Kabin Utama terkontaminasi."
"Tim Keamanan Pangan Delta telah melibatkan pihak pemasok untuk segera mengisolasi produk tersebut dan melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut. Ini bukan layanan yang biasa digunakan Delta, dan kami dengan tulus meminta maaf kepada pelanggan kami atas ketidaknyamanan dan keterlambatan perjalanan mereka," lanjut pernyataan itu.
Insiden itu hanya terjadi selang dua hari dari insiden pendaratan darurat pesawat Air Europa. "Lusinan penumpang terluka pada Senin 1 Juli 2024 ketika penerbangan Air Europa dari Madrid ke Montevideo mengalami turbulensi hebat, sehingga memicu pendaratan darurat di Brasil," kata pejabat maskapai dan pemerintah tersebut seperti dikutip dari AFP, Selasa, 2 Juli 2024.
Turbulensi Paksa Pesawat Mendarat Darurat
Pesawat berjenis Boeing 787-9 Dreamliner dengan 325 orang di dalamnya, dialihkan pada dini hari ke Bandara Natal di timur laut Brasil, dengan lebih dari selusin ambulans menunggu. Sebanyak 40 penumpang dibawa ke rumah sakit dan klinik di Natal untuk menjalani perawatan akibat "lecet dan trauma ringan", kata sekretariat kesehatan negara bagian Rio Grande do Norte di Brasil kepada AFP.
11 orang masih dirawat di rumah sakit Monsenhor Walfredo Gurgel pada Senin sore, 1 Juli 2024. Di antara korban luka adalah warga negara Spanyol, Argentina, Uruguay, Israel, Bolivia, dan Jerman.
Air Europa sebelumnya mengatakan tujuh penumpang pesawat telah dirawat karena "berbagai cedera", sedangkan lainnya menerima perawatan medis karena memar. Pihak maskapai menambahkan sebuah pesawat kemudian dikirim dari Madrid untuk menjemput para penumpang sementara Boeing yang tertimpa musibah diperiksa kerusakannya di Natal.
Mereka pertama-tama akan dibawa ke Recife di tempat lain di Brasil, dan kemudian mereka akan melanjutkan perjalanan ke ibu kota Uruguay, kata perusahaan itu. Pengguna X Mariela Jodal, yang mengatakan bahwa dia termasuk di antara para penumpang, menulis di platform tersebut bahwa beberapa orang terluka dalam "turbulensi yang sangat kuat", tetapi dia selamat "berkat sabuk pengaman".
Advertisement
