Bangun Tambang Bawah Tanah, Menteri ESDM Minta Freeport Utamakan SDM Lokal

Freeport Indonesia tengah menjalankan transisi penambangan dari tambang terbuka (open pit) Grasberg menuju tambang bawah tanah (underground mine).

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Des 2019, 12:40 WIB
Diterbitkan 22 Des 2019, 12:40 WIB
Arifin Tasrif‎ sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Liputan6.com/Pebrianto Eko
Arifin Tasrif‎ sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Liputan6.com/Pebrianto Eko

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan pesan khusus kepada PT Freeport Indonesia untuk mengutamakan masyarakat Papua, terkait transisi penambangan dari tambang terbuka (open pit) Grasberg menuju tambang bawah tanah (underground mine).

"Wilayah ini memiliki potensi sumber mineral yang sangat besar. Harus kita manfaatkan. Saya senang bila pekerjaan ini banyak dilakukan oleh putra-putri lokal dari Papua. Ini harus menjadi perhatian khusus dari manajemen Freeport untuk selalu membina, meningkatkan SDM (sumber daya manusia) yang ada," kata Arifin dikutip dari antara Minggu (22/12/2019). 

Pemerintah, sambung Arifin, tengah melakukan diskusi dengan manajemen PT Freeport Indonesia terkait pengembangan SDM.

"Kami ada program politeknik (pertambangan). Ini memfasilitasi SDM lokal yang nantinya bisa menjadi potensi andalan daripada industri pertambangan PT Freeport Indonesia. Kita harus bisa bina agar menciptakan keharmonisan di masyarakat Papua. ini obsesi Pemerintah yang di dukung oleh Undang-undang," jelasnya.

Berdasarkan data yang ada sampai dengan tahun 2019, tenaga kerja langsung PT Freeport Indonesia sebanyak 6.943, terdiri dari tenaga kerja asing sebanyak 152 orang, dan tenaga kerja Indonesia sebanyak 6.791 orang.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Hambatan

Tambang Grasberg PT Freeport Indonesia. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P
Tambang Grasberg PT Freeport Indonesia. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P

Sementara itu, Arifin juga menyoroti kelanjutan proses produksi PT Freeport Indonesia yang akan dilakukan di tambang bawah tanah.

"Terkait kontinuitas produksi mining coper yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia, coba cari fast track dan penelitian-penelitian agar bisa mengurangi resiko-resiko yang bisa mengurangi hambatan produksi," ungkap Arifin.

Salah satunya hambatan yang menjadi tantangan terbesar adalah terkait pemisahan air dengan dalam proses penambangan (wet max). "Saya percaya dengan kemampuan PT Freeport Indonesia yang sudah berkecimpung sudah lama di dunia pertambangan," kata Arifin.

Sebagaimana diketahui, mulai tahun 2020 sampai dengan 2023 direncanakan untuk dilakukan penambangan bawah tanah menggantikan Grasberg open pit, di wilayah DOZ, Big Gossan, DMLZ dan Grasberg Block Cave.

Volume penambangan bawah tanah yang direncanakan pada tahun 2020 sebesar 96 ribu ton/hari, tahun 2021 sebesar 160 ribu ton/hari, tahun 2022 sebesar 216 ribu ton/hari, dan tahun 2023 sebesar 217 ribu ton/hari.

Saat ini, PT Freeport Indonesia sendiri memiliki 6 (enam) blok/prospek dengan volume tambang sebesar 2.756.729 kilo ton dengan kadar rata-rata Cu 0,67 persen; Au 0,59 gr/ton; dan Ag 3,51 gr/ton. Sedangkan cadangan sebesar 1.869.083 kilo ton dengan kadar rata-rata: Cu 1,03 persen; Au 0,79 gr/ton dan Ag 4,52 gr/ton.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya