Pengamat Ungkap Kesalahan Strategi Pemerintah di Sektor Pariwisata

Salah satunya kesalahan yakni kebijakan dalam memberikan bebas visa kunjungan hingga ke 169 negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jan 2020, 12:41 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2020, 12:41 WIB
Danau Toba
Foto udara yang diambil 4 April 2019 ini menunjukkan Danau Toba dari kawasan Sigapitan, Sumatera Utara. Danau terbesar di Asia Tenggara yang dikelilingi tujuh kabupaten di Sumatera Utara tersebut luasnya hampir dua kali ukuran Negara Singapura. (GOH CHAI HIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, membeberkan beberapa kesalahan strategi pemerintah dalam upaya mendorong pariwisata di Indonesia. Salah satunya yakni kebijakan dalam memberikan bebas visa kunjungan hingga ke 169 negara.

"Memberlakukan bebas visa non reciprokalitas ke 169 negara ini yang merugikan Indonesia," kata dia dalam diskusi digelar di Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Di samping itu, kekurangan pemerintah juga tidak bisa menyentuh pemgembangan sumber daya manusia (SDM) secara langsung di setiap daerah pengembangan pariwisata, termasuk sepuluh unggulan destinasi dan lima destinasi super prioritas.

Agus menyebut kekurangan lain yang membuat pariwisata Indonesia melempem yakni kurangnya koordinasi. Pemerintah dianggap tidak melibatkan dan memotivasi pemerintah daerah secara optimal dalam mengembangkan pariwisata.

"Koordinasi antara kementerian lembaga sangat minimalis. Kemenpar asik sendiri dengan tupoksinya sehingga program pembangunan pariwisata berantakan tidak terkontrol," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dianggap Buang Duit

Danau Toba
Gambar pada 3 April 2019 menunjukkan sebuah kapal wisata tiba di Pulau Samosir, pulau vulkanik di tengah Danau Toba, provinsi Sumatera Utara, 3 April 2019. Di kalangan masyarakat Batak sendiri, Danau Toba ibaratnya inang atau ibu yang akan selalu menanti dengan keindahannya. (GOH CHAI HIN / AFP)

Di sisi lain, pemerintah juga dinilai hanya membuang-buang anggaran untuk mempromosikan sektor pariwisata. Sementara impact penambahan wisatawan manca negara masih tetap rendah.

Agus menambahkan, mestinya pemerintah dapat meniru strategi pariwisata yang dilakukan oleh negara tetangga seperti Vietnam. Vietnam melakukan promosi terbatas dan sederhana melalui media sosial serta mempromosikan wisatanya di bandara-bandara dan tempat strategis.

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sendiri memprediksi kunjungan turis asing atau wisatawan mancanegara ke Indonesia hanya mampu tembus 16,3 juta di 2019. Angka ini masih jauh di bawah target pemerintah yang mematok kunjungan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusibandio mengungkapkan salah satu tak tercapainya kunjungan turis adalah mahalnya harga tiket pesawat. Maka, dia bersama kementerian terkait melakukan pengkajian ulang. Lantas, upaya yang dilakukan yakni menekan harga tiket pesawat.

"Saya di Menhub, Men- BUMN, akan meriview semuanya possibility kita menekan harga tiket," kata Whisnutama di Jakarta Rabu (25/12).

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya