Investasi Bodong Bikin Masyarakat Tidak Rasional

Memilih investasi saat ini harus berhati-hati. Mulai terungkap satu per satu kasus investasi bodong yang menjamur di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jan 2020, 16:31 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2020, 16:31 WIB
Ilustrasi investasi Bodong
Ilustrasi investasi Bodong (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Memilih investasi saat ini harus berhati-hati. Mulai terungkap satu per satu kasus investasi bodong yang menjamur di Indonesia. Investasi bodong MeMiles yang akhir-akhir ini terbuka kasusnya yang ternyata menyeret beberapa nama selebritis.

Cara investasi bodong untuk menggait calon konsumennya pun sangat kreatif. Bagaimana investasi tersebut memberikan kepercayaan bagi para konsumen agar mau bergabung di investasi bodong tersebut.

Yang menarik dari MeMiles ini adalah cara ia memberikan testimoni kepada para konsumennya dengan mengajak para selebritis atau influencer di media sosial agar ikut mempromosikan investasi tersebut ke banyak orang atau semacam melakukan endorsement. Dengan begitu para konsumen percaya dan mau bergabung.

 

Sularsi (Koordinator Pengaduan dan Hukum YLKI)
Koordinator Pengaduan dan Hukum YLKI, Sularsi (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Koordinator Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sularsi menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia kurang bisa membedakan mana investasi yang benar dan mana investasi bodong.

“Masyarakat Indonesia ini kurang memahami tentang literasi. Masyarakat hanya ingin mendapatkan keuntungan dengan instan tanpa berpikir panjang. Mana mungkin bunga investasi bisa sebesar 30 sampai 50 persen, uangnya darimana? Bunga bank saja tidak segitu banyak. Sebagai konsumen kita harus rasional,” jelas Sularsi saat melakukan siaran langsung bersama Liputan6.com dalam acara Dear Netizen, Jumat (24/01/2020).

Modus dari investasi bodong sangat beragam mulai dari retail hingga bisnis misalnya dengan membuka warung bersama rekan. Beberapa kasus juga dapat melalui arisan. Investasi bodong memang cerdik melahap mangsanya, pandai membungkus konsumen dengan berbagai ragam sesuai dengan trend yang sedang berkembang di masyarakat.

Sularsi berpesan kepada masyarakat bahwa jika ingin mendapatkan uang yang banyak salah satunya adalah dengan bekerja. Jangan hanya menaruh uang lalu tidak berbuat apapun untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda.

Investasi bodong seperti ini ternyata memiliki kesamaan pola. Di awal, konsumen akan mendapatkan keuntungan, setelahnya tidak akan mendapat lagi. Untuk promosi pun pola nya hampir sama, selain public figure, terkadang investasi bodong menggandeng para tokoh untuk ikut diajak mempromosikan investasinya.

 

Reporter : Helena Yupita

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya