Liputan6.com, Jakarta Visi dan misi Presiden Joko Widodo adalah menjadikan pembangunan pertanian Indonesia yang Maju, Mandiri dan Modern. Visi misi tersebut ditindaklanjuti oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dengan menginstruksikan kepada jajarannya di Kementerian Pertanian melalui program utama Kementerian Pertanian. Program utama ini yang kemudian diturunkan menjadi Program Aksi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).
Salah satunya adalah Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani). Kostratani adalah program yang pusat gerakannya ada di tingkat kecamatan. Melalui program ini kapasitas SDM, kelembagaan, sarana dan prasarana, akan diperkuat dan semua berbasis IT.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Bustanul Arifin Caya yang hadir saat membuka Jambore Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Wilayah Provinsi Jawa Timur, di P4S Sedulur Tani, Jombang, Jawa Timur pada, Rabu (26/02) mengatakan Kostratani diharapkan akan menggenjot SDM pertanian khususnya petani muda yang profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha agar mampu mewujudkan tujuan pembangunan pertanian yang meliputi penyediaan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia, peningkatan kesejahteraan petani, dan peningkatan ekspor komoditas pertanian.
Advertisement
“Tantangan sektor pertanian saat ini adalah bagaimana menarik minat generasi muda milenial untuk terjun ke dunia pertanian. Generasi Muda yang dikenal dengan generasi milenial keterlibatannya dalam mendukung, mengembangkan dan memajukan sektor pertanian sangat dibutuhkan. Pertanian harus didukung kalangan milenial, sehingga upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia dapat terwujud”, ungkap Bustanul.
Lebih lanjut Bustanul menyampaikan apabila sektor pertanian dikelola dengan baik, benar dan serius akan menjadi bidang yang prospektif, bahkan ada banyak komoditas pertanian yang dapat diekspor dan menjadi peluang menambah pundi-pundi devisa negara.
“Kita harus dapat menyerap ilmu pengetahuan, pengalaman mengelola pertanian dari hulu sampai hilir. Lahirkan teknologi inovasi yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan produktifitas dan menekan biaya produksi. Selanjutnya dapat diteruskan dengan melakukan pengolahan untuk menghasilkan beribu bahkan berjuta produk turunan. Karena produk turunan itu yang memberikan nilai tambah jauh lebih besar dari apa yang kita lakukan di hulu. Intinya kualitas harus tetap kita jaga dari mulai kebun sampai dengan meja makan. Itu yang membuat harga produk pertanian bagus,” ujar Bustanul.
Kementerian Pertanian dalam programnya akan support terhadap pengembangan petani pengusaha pertanian milenial melalui penumbuhan P4S di seluruh tanah air, karena P4S adalah petani yang merangkap pengusaha dan pengusaha pertanian milenial. P4S merupakan agen perubahan yang sangat efektif dalam menularkan inovasi teknologi, termasuk didalamnya mengajak para generasi muda untuk masuk di sektor pertanian dan berusaha di sektor pertanian yang nantinya bisa menjadi pengusaha pertanian milenial yang mampu mengekspor produk pertanian ke seluruh manca negara.
“Lebih daripada itu P4S dan Petani milenial diharapkan dapat memanfaatkan program utama Kementan, khususnya program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kementan telah mengalokasikan dana sebesar 50 trilyun untuk program KUR, sehingga para petani harus memanfaatkan betul program tersebut. Tentunya usaha pertanian dari pemanfaatan KUR harus menguntungkan karena modal harus dikembalikan ke bank. Selanjutnya, seluruh P4S dan petani milenial harus mampu meningkatkan produktivitas komoditas pertanian, dengan tidak lupa untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Karena produk ekspor itu menuntut adanya kualitas yang bagus dan terbaik,” lanjut Bustanul.
P4S memiliki peran strategis dalam mendukung tumbuhkembangnya pengusaha pertanian milenial, keberadaan P4S diharapkan mampu mentransfer teknologi, inovasi dan kreatifitas pertanian kepada petani milenial dan pelaku usaha pertanian lainnya di perdesaan.
“Kami berharap dengan Jambore P4S ini dapat memotivasi kita semua untuk optimis mewujudkan SDM pertanian khususnya petani muda yang profesional, kompeten dan berdaya saing serta memiliki jiwa wirausaha, Kedepan diharapkan P4S dapat terus mengembangkan model pembelajaran melalui percontohan usaha tani, dalam upaya mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Untuk itu P4S wajib bersinergi dengan Kostratani di setiap Kecamatan. Sinergi P4S dengan Kostratani nantinya akan melahirkan generasi emas petani milenial untuk mewujudkan cita-cita pembangunan pertanian Indonesia,” tegas Bustanul di akhir sambutannya.
Acara yg diikuti sebanyak 148 P4S dari 20 Kabupaten di Provinsi Jawa Timur ini dilaksanakan selama 3 hari. Dengan berbagai agenda kegiatan antara lain Gelar Inovasi Teknologi, Gelar Expo Produk P4S, Workshop, Sosialisasi E-Learning dan Rakor Forum Komunikasi (FK) P4S Provinsi Jawa Timur. Hadir pada acara tersebut Wakil Bupati Kab. Jombang, Kepala Balai Besar Pelatihan (BBPP) Ketindan, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten/Kota se Jawa Timur, ketua Forum Komunikasi (FK) P4S (Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan Bali), Dekan Universitas Brawijaya, Dekan Universitas Bayangkari, Dekan IPB, Paiton Energy, Paiton Operation & Maintenance Indonesia (POMI).
(*)