Liputan6.com, Jakarta Usaha memang tak pernah mengkhianati hasil. Kira-kira itulah yang dilakukan Nardi, pria berusia 41 tahun yang tinggal di Kampung Cikawari, Desa Wangunharja Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Ya, Nardi awalnya seorang pedagang mi ayam dan bakso yang kini memiliki omzet Rp700 juta per bulan.
Pada 2002, Nardi mendirikan usaha warung mi ayam dan bakso. Nardi bercerita bahwa dia mendapat pinajaman dana dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). "Awal saya mendirikan usaha, mendapat pinjaman dari BRI sebesar Rp4 Juta."
Baca Juga
Dari pinjaman itu, Nardi berhasil mengembangkan usahanya. Dia kini memiliki tiga warung mi ayam, dua penggilingan mie, minimarket, usaha isi ulang galon mineral. Bahkan Nardi juga memiliki usaha lain, seperti isi ulang gas, bengkel las, serta rental mobil dengan empat armada.
Advertisement
"Alhamdulillah dengan pinjaman tersebut saya bisa memperbesar usaha hingga saat ini bisa mempekerjakan 14 orang," ujar Nardi yang saat ini mengantongi omzet Rp700 juta sampai Rp1 miliar per bulan.
UKM Naik Kelas
Usaha Nardi memang membuahkan hasil. Dari semula mendapat pinjaman Rp4 Juta, saat ini jumlah pinjaman Nardi di BRI tercatat Rp1,5 Miliar. Nardi pun menjadi contoh salah satu nasabah UMKM BRI yang berhasil naik kelas.
Hingga pada 2016, Nardi memutuskan menjadi Agen BRILink. Sejak memutuskan menjadi Agen BRILink, kini rata-rata transaksinya mencapai 100 transaksi per hari. Nardi pun tak segan berbagi resep atas kesuksesan yang dicapainya.
"Kuncinya yakni ulet dan terus mencoba hal baru sehingga peluang untuk sukses pun semakin besar,” ujarnya.
Ia juga menceritakan bahwa selama 18 tahun menjadi nasabah, BRI tidak hanya memberikan bantuan permodalan semata, namun juga pendampingan dan edukasi.
"Mantri BRI mengajari saya hal dasar seperti manajemen keuangan, administrasi dan pencatatan serta networking yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan usaha saya hingga saat ini," jelas Nardi.
Advertisement
Perluas Segmen Mikro
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan, menaikkan kelas para pelaku UMKM merupakan salah satu strategi BRI untuk meningkatkan portofolio kredit UMKM mencapai 80 persen pada 2022.
"Selain memperluas pasar baru di segmen mikro, BRI juga memiliki strategi untuk menaikkan kelas, dari mikro menjadi kecil dan dari kecil menjadi menengah. Itu karena saat ini porsi usaha kecil dan menengah relatif lebih rendah dibandingkan segmen mikro," ujarnya.
Hingga akhir Desember 2019 Bank BRI tercatat berhasil menyalurkan pinjaman sebesar Rp907,4 triliun, tumbuh 8,3 persen year on year. Dari total pinjaman tersebut, sebesar 79 persen di antaranya dinikmati oleh pelaku usaha UMKM di seluruh Indonesia.
"Berbagai inisiatifstrategis sedang kami persiapkan untuk memacu produktivitas pertumbuhan, efisiensi sekaligusmenciptakan model bisnis yang baru sehingga BRI dapat melayani lebih banyak lagi UMKM diIndonesia," ujar Supari.
(*)