Harga Turun, PT Berdikari Usul Ayam Dimasukkan dalam Bansos

Mskipun ada penyerapan ayam stok yang dimiliki peternak masih cukup banyak.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2020, 14:15 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 14:15 WIB
Daging ayam potong segar di Pasar Slipi
Daging ayam potong segar di Pasar Slipi. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Daging ayam terus mengalami penurunan harga dalam beberapa waktu terakhir. Hal tersebut terjadi karena panen yang dimiliki peternak cukup banyak namun pasar yang biasanya siap menampung kini menahan pembelian akibat pandemi Virus Corona.

Direktur Utama PT Berdikari (Persero) Harry Warganegara mengatakan, pihaknya berupaya membeli panen ayam yang dimiliki oleh petani untuk menekan kerugian. Hingga kini sebanyak 500 ribu ekor ayam sudah ditampung dan disalurkan sejak pekan lalu.

"Kemampuan modal kami hanya 500 ribu ekor tanpa mengandalkan dari offtaker," ujar Harry dalam rapat terbuka dengan DPR secara virtual di Jakarta, Senin (20/4).

Harry mengatakan, meskipun ada penyerapan ayam stok yang dimiliki peternak masih cukup banyak. Oleh karena itu, dia meminta, pemerintah mengambil langkah untuk memasukkan ayam potong dalam bantuan sosial (Bansos) kepada masyarakat.

"Kami akan terus membeli ayam siap potong dari petani mandiri. Memang harganya menurun, dan akan dilakukan pembelian. Kalau boleh, ayam siap potong masuk dalam bansos yang dibagikan oleh Pemerintah. Sehingga perputaran siklusnya jalan," jelasnya.

 

Peternakan Sulit Pasarkan Hasil Panen

Tembus Rp 50 Ribu per Kg, Peternak Keluhkan Harga Bibit Ayam Fluktuatif
Peternak memberi makan ayam pedaging broiler di kawasan Cipelang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/7). Tingginya harga daging ayam juga dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan yang masih import seiring kenaikan dolar terhadap rupiah. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Dia mengakui, peternak kesulitan memasarkan hasil panen karena sejumlah hotel, restoran dan katering berhenti beroperasi. Belum lagi, kapal PT Pelni menghentikan pelayaran ke beberapa daerah yang sudah biasa memasok ayam dari peternak.

"Kapal Pelni berhenti, tidak berlayar. Sehingga banyak yang menahan pengiriman. Sedangkan kapasitas hampir penuh. Oleh karena itu, jika tidak ada offtaker, kalau Kemensos punya paket sembako jika bisa ayam dimasukkan ke dalam paket tersebut. Ini termasuk penetrasi pasar," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya