Liputan6.com, Jakarta - Walikota Jambi, Syarif Fasha mengeluhkan minimnya ketersediaan stok alat pelindung diri (APD) tingkat tiga yang diperuntukkan bagi tenaga medis dalam menangani pasien positif covid-19. Imbasnya tenaga medis di kota Jambi terpaksa menggunakan APD hingga berulang kali.
"Seharusnya APD tingkat tiga digunakan satu kali. Tapi kami mensiasati (kekurangan stok APD), bisa dipakai beberapa kali oleh tenaga medis," kata dia saat mengisi acara Webinar, Selasa (5/5).
Dia menjelaskan langkah ini terpaksa diambil mengingat terbatasnya kemampuan daerah untuk menyediakan APD tingkat tiga bagi tenaga medis setempat.
Advertisement
Akan tetapi, pihaknya terus berupaya memenuhi stok APD tingkat tiga dengan berkoordinasi bersama pemerintah pusat namun persediaan APD yang ada tetap tidak mampu memenuhi kebutuhan medis seiring meningkatnya jumlah pasien covid-19 di Jambi.
Meskipun, pemakaian APD dilakukan secara berulang kali, pihaknya mengklaim tetap memperhatikan unsur keamanan setiap alat tersebut.
Misalnya, masker N95 akan dilapisi dengan masker medis sehingga lapisan masker tersebut akan langsung diganti setelah berinteraksi dengan pasien covid-19.
Hal yang sama juga berlaku bagi penggunaan sepatu boot anti slip, seperti digunakannya lapisan sepatu khusus bagi tenaga medis yang bersentuhan langsung dengan pasien covid-19. Selain itu, kacamata google juga terpaksa digunakan berulang kali oleh tenaga medis karena stok yang terbatas.
"Banyak hal yang kami harus hemat, tapi pakaian APD harus kami ganti," imbuhnya.
Kelangkaan APD
Syarif menambahkan, cara lain yang ditempuh tenaga medis dalam mensiasati kelangkaan APD dengan mengurangi interaksi langsung dengan pasien covid-19 tanpa gejala.
Dengan cara memanfaatkan alat komunikasi untuk menginformasikan jadwal makan dan interaksi lainnya kepada pasien, tentunya telah memperhatikan kondisi kesehatannya.
Untuk itu diharapkan pemerintah bersama pihak terkait lainnya segera mencarikan solusi agar stok APD terutama tingkat tiga dapat dipenuhi. Hal ini bersifat penting mengingat keselamatan tenaga medis menjadi pertaruhannya.
Advertisement