Pemerintah Resmi Ajukan Perubahan APBN 2020 ke DPR

Perubahan desain APBN tahun 2020 berkonsekuensi pada melebarnya angkat defisit APBN.

oleh Athika Rahma diperbarui 11 Mei 2020, 13:30 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2020, 13:30 WIB
Ilustrasi APBN
Ilustrasi APBN

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah mengusulkan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 kepada DPR. Desain APBN diubah karena menyesuaikan dengan penanganan pandemi Corona di Indonesia yang masih belum mereda.

Adapun dengan perubahan desain tersebut menyebabkan patoak pendapatan turun dari Rp 2.233,2 triliun menjadi Rp 1.760,0 triliun.

"Belanja negara naik, dari yang semula Rp 2.540,4 triliun menjadi Rp 2.613,8 triliun," demikian dikutip dari keterangan resmi Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), Senin (11/5/2020).

Perubahan desain APBN tahun 2020 ini juga berkonsekuensi pada melebarnya angkat defisit APBN yang semula di kisaran Rp 307,2 triliun atau 1,76 persen menjadi Rp 853 triliun atau sekitar 5,07 persen.

Banggar DPR juga menyoroti beberapa tantangan yang bakal dihadapi pemerintah terkait penyesuaian desain APBN 2020 ini, mulai dari pemenuhan kebutuhan pembiayaan, potensi dana jejaring sosial yang bakal bertambah hingga bertambahnya beban Bank Indonesia.

Oleh karenanya, beberapa strategi memecahkan persoalan juga diusulkan Banggar DPR, misalnya seperti rekomendasi Bank Indonesia agar mencetak uang untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan pemerintah.

Perangi Corona, Sri Mulyani Bakal Ajukan APBN Perubahan ke DPR

Ilustrasi Anggaran Belanja Negara (APBN)
Ilustrasi Anggaran Belanja Negara (APBN)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bakal mengajukan APBN Perubahan 2020 kepada legislatif. Langkah ini diambil karena banyak anggaran yang dikeluarkan pemerintah dalam menangani penyebaran virus Corona.

"Kementerian Keuangan dalam proses untuk juga mengajukan APBN Perubahan yang disampaikan kepada DPR," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (24/3/2020).

Perry melanjutkan, hal ini sudah dikomunikasikan Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada Badan Anggaran dan Komisi IX DPR-RI. Bank Indonesia mendukung upaya yang ditempuh pemerintah dalam memitiasi Corona covid-19.

Termasuk melalui split operation maupun instruksi untuk bekerja dari rumah. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan OJK dan pelaku industri akan melakukan penyesuaian jam operasional yang lebih pendek.

"Ini lebih semata-mata dari aspek kemanusiaannya dari aspek kesehatannya," ungkap Perry.

Dia melanjutkan, dukungan ini tidak mengurangi komitmen Bank Indonesia memastikan semua transaksi keuangan, sistem pelayanan itu akan berjalan lancar. Ini juga dilakukan untuk mendukung berbagai kegiatan ekonomi.

"Mendukung bagaimana kita bersama pemerintah bersama semua pihak memitigasi dampak penyebaran Corona Covid-19," kata Perry.

Kerja Sama

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Perry juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menghadapi dampak yang timbul dari virus corona. Dia mengajak semua orang untuk saling menguatkan dari berbagai aspek di masyarakat.

Tentu saja sebagai umat beragama, Perry mengajak semua orang mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Agar ikhtiar, dan doa kita itu dikabulkan. Sehinga masyarakat Indonesia bisa memitigasi dampak dari Covid-19 ini.

Baik dari aspek kemanusiaan atau aspek stabilitas ekonomi. Begitu juga aspek sosial dalam mengurangi beban masyarakat, UMKM atau perusahaan.

"Mari kita eratkan persaudaraan kita Kita gandeng tangan secara lebih berat untuk bersama mengatasi ini," kata Perry.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya