Larangan Mudik Bikin Konsumsi Listrik Jakarta Melonjak Saat Lebaran

PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Disjaya) memperkirakan, konsumsi listrik saat idul fitri 2020 lebih tinggi 30,31 persen.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Mei 2020, 17:13 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2020, 17:13 WIB
PLN Berikan Diskon Biaya Penyambungan Tambah Daya
Dalam Promo Gemerlap Lebaran 2017, PLN memberikan potongan biaya penyambungan tambah daya listrik.

Liputan6.com, Jakarta - PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Disjaya) memperkirakan konsumsi listrik saat Lebaran 2020 lebih tinggi 30,31 persen dibanding momen yang sama pada tahun lalu.

General Manager PLN UID Disjaya Doddy B Pangaribuan mengatakan, beban puncak listrik Jakarta pada Idul Fitri 2020 diperkirakan mencapai 3.508,31 Mega Watt (MW), lebih tinggi 30,31 persen dibanding Idul Fitri tahun lalu.

"Idul Fitri sendiri bisa kita lihat perkiraan beban puncak 3.508,31 MW," kata Doddy, saat memberikan keterangan pers secara virtual, di Jakarta, Jumat (22/5/2020).

Menurut Doddy, meningkatnya konsumsi listrik di Jakarta saat idul fitri merupakan dampak positif dari larangan mudik lebaran oleh pemerintah, untuk memutus penularan virus corona baru (Covid-19).

"Bagi kami ada berkahnya lararangan mudik sehingga naik 30,31 persen," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bisanya Justru Turun

20170621-PLN Berikan Diskon Biaya Penyambungan Tambah Daya-Antonius
Petugas PLN melakukan penyambungan penambahan daya listrik di Jakarta, Rabu (21/6). Menyambut lebaran, PLN memberikan bebas biaya penyambungan untuk rumah ibadah dan potongan 50 persen untuk pengguna selain rumah ibadah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Doddy mengungkapkan, dalam kondisi normal belum terjadi pandemi Covid-19 biasanya konsumsi listrik Jakarta ketikalebaran turun hingga 50 persen dari konsumsi normal pada kisaran 5 ribu MW.

"Saat kondisi normal itu turun bisa sampai 50 persen, orang mudik, kantor tutup, pabrik tutup bisnis berkurang, untuk tahun ini tidak sampai dalam 50 persen," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya