Liputan6.com, Jakarta Produsen supercar dan tim Formula 1 McLaren asal Inggris berencana memangkas lebih dari seperempat pekerjanya.
Dari total pekerja 4.000 orang, perusahaan akan melepas 1.200 pekerja, yang sebagian besar berada di Inggris.
Baca Juga
Lagi-lagi penyebab langkah sulit ini imbas anjloknya penjualan dan pendapatan iklan akibat Virus Corona.Â
Advertisement
McLaren mengakui sudah sangat terdampak krisis Corona. Meski telah bekerja keras untuk memotong biaya dan menghindari PHK.
"Tapi kami sekarang tidak punya pilihan lain selain mengurangi ukuran tenaga kerja kami," kata ketua McLaren Paul Walsh dalam sebuah pernyataan, seperti melansir BBC, Rabu (27/5/2020).
Ajang balapan Formula 1 telah ditangguhkan, ditambah pesanan supercar McLaren turun drastis karena pandemi.
"Tidak diragukan lagi ini adalah waktu yang menantang bagi perusahaan dan terutama orang-orang kami, tetapi kami berencana untuk muncul sebagai bisnis yang efisien dan berkelanjutan dengan arah yang jelas untuk kembali ke pertumbuhan,"Â lanjut Walsh.Â
Produsen mobil untuk trek balap dan jalan ini, memiliki fasilitas di Woking, Surrey, yang dirancang perusahaan arsitek Norman Foster. McLaren juga memiliki pusat teknologi komposit di Sheffield.
Khusus operasional Formula 1 McLaren diperkirakan akan kehilangan sekitar 70 orang dari 800 tenaga kerjanya.
Namun, diprediksi akan ada fase kedua pemangkasan pada 2021 begitu tim telah mempertimbangkan kesepakatan batas anggaran untuk seluruh cabang olahraga baru-baru ini.
Sementara krisis coronavirus telah mendorong redudansi di seluruh kelompok, batasan biaya telah menjadi pengaruh terbesar pada tim balap.
Banyak tim lain - terutama perusahaan besar seperti Mercedes, Ferrari, dan Red Bull - juga harus berhemat.Â
Butuh Uang, McLaren Siap Gadaikan Deretan Supercar Bersejarahnya
McLaren sedang mempertimbangkan untuk menggadaikan koleksi mobil bersejarah dan pabriknya. Langkah ini demi mengumpulkan uang agar bisa melalui krisis yang terjadi akibat Virus Corona.
Pemilik tim dan pembuat mobil supercar Formula Satu telah melihat penjualan dan pendapatan iklan F1 terpukul, imbas dari langkah negara-negara di dunia melakukan lockdown.
Mobil-mobil yang dipamerkan di HQ McLaren Surrey termasuk pemenang F1 dari tahun 1980-an dan 90-an dan pesaing Le Mans.
Meski tidak mengungkapkan rinciannya, namun McLaren mengakui sedang menjajaki opsi pendanaan.
"Seperti banyak bisnis Inggris lainnya McLaren telah sangat dipengaruhi oleh pandemi saat ini dan karena itu kami sedang menjajaki berbagai pilihan pendanaan yang berbeda untuk membantu menavigasi gangguan bisnis jangka pendek ini," jelas Juru Bicara McLaren, seperti mengutip BBC, Sabtu (16/5/2020).
Opsi yang memungkinkan diambil perusahaan supercar ini, adalah meningkatkan pinjaman hingga hingga £ 300 juta dengan menjaminkan pabrik produksi McLaren yang berteknologi tinggi dan koleksi mobil balap, termasuk yang dipakai Ayrton Senna yang legendaris.
Pinjaman akan dilunasi setelah penjualan mobil meningkat dan balapan musim F1 kembali normal dari penangguhan saat ini.
McLaren Group terdiri dari tiga divisi, tim balap F1, operasi supercar, dan riset teknologi. Pendapatan perusahaan pada tahun lalu naik 18 persen menjadi £ 1,4 miliar. Lebih dari 90 persen supercar McLaren diekspor.
Selain HQ di Woking, McLaren memiliki pusat bahan komposit di Sheffield.
Perusahaan, yang mempekerjakan 4.000 orang, menggunakan skema cuti pekerjaan pemerintah. Pemegang saham McLaren termasuk pengusaha dan orang terkaya di Bahrain, Mansour Ojjeh.
Â
Â
Advertisement