Rupiah Menguat Seiring Naiknya Harga Aset Berisiko

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.105 per dolar AS hingga 14.172 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Jun 2020, 10:20 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 10:15 WIB
Rupiah Masih Tertahan di Zona Merah
Teller menunjukkan mata uang rupiah di Jakarta, Selasa (15/10/219). Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.166 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Jumat pekan ini. Penguatan ini seiring naiknya harga aset-aset berisiko.

Mengutip Bloomberg, Jumat (26/6/2020), rupiah dibuka di angka 14.105 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.175 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.105 per dolar AS hingga 14.172 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,21 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah dipatok di angka 14.239 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angak 14.231 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat seiring naiknya harga aset-aset berisiko.

"Pagi ini terlihat terjadi penguatan pada harga aset-aset berisiko seperti indeks saham Asia dan nilai tukar emerging market termasuk rupiah terhadap dolar AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Ariston menuturkan, penguatan tersebut mengikuti penguatan yang terjadi di pasar keuangan AS semalam.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tarik Menarik

Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Ariston, pasar keuangan masih terjadi tarik menarik antara sentimen pemulihan ekonomi dan sentimen kekhawatiran kenaikan kasus dan gelombang kedua pandemi Covid-19.

Semalam, data pesanan barang tahan lama AS pada Mei dirilis lebih bagus dari ekspektasi. Terjadi pertumbuhan 15,8 persen setelah sebelumnya mengalami penurunan 17,7 persen.

Hal itu, lanjut Ariston, membuktikan ekonomi mulai berekspansi kembali pasca dibukanya perekonomian di tengah pandemi. Namun angka kasus positif COVID-19 masih mengkhawatirkan pelaku pada global yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

"Kekhawatiran ini menahan sentimen positif tersebut sehingga aset berisiko naik-turun di kisaran yang sama," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini bisa bergerak di kisaran yang sama seperti kemarin dan berpotensi menguat tipis di kisaran 14.050 per dolar AS hingga 14.200 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya