Dongkrak Kapasitas, Buana Lintas Lautan Datangkan Kapal Tanker ke-7 di 2020

Sejak kuartal pertama 2020, PT Buana Lintas Lautan telah menerima pengiriman 3 kapal tanker dengan total kapasitas sebesar 253.801 DWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jul 2020, 20:01 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2020, 17:40 WIB
Kapal Tengker.
Kapal Tengker.

Liputan6.com, Jakarta - PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) baru saja menerima kapal tanker berjenis Long Range 2 (LR2) yang ke-7 tahun ini dari total 8 kapal tanker yang telah diserahterimakan di tahun ini. Sejak kuartal pertama 2020, Perseroan telah menerima pengiriman 3 kapal tanker dengan total kapasitas sebesar 253.801 DWT.

Penambahan kapal tersebut menambah armada Perseroan menjadi 33 kapal dengan total kapasitas 2,3 juta DWT, dimana 17 kapal merupakan jenis LR2/Aframax (ukuran 80.000-119.999 DWT).J

Kapal yang dibeli tersebut berukuran 109.647 DWT, dengan panjang 245 meter (sebagai perbandingan, kapal tanker tersebut lebih besar dari gedung 56 lantai).

Dengan pembelian kapal ini, pertumbuhan Perseroan dari 2019 sampai sekarang telah mencapai 16 kapal dan meningkatkan kapasitas angkut efektif sebesar 142 persen dengan investasi sekitar USD 300 juta. Hanya dari kuartal pertama sampai kuartal kedua 2020 total kapasitas efektif telah meningkat sebesar 20 persen.

Strategi Perseroan membeli kapal tanker mid-cycleyang memiliki margin lebih tinggi dengan umursekitar 10-15 tahun dari pemilik-pemilik ternamabersamaan dengan kontrak yang stabil meminimalisir resiko dan mengoptimalkan tingkat imbal balik.

Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk, Kevin Wong yakin bahwa membeli kapal mid-cycle menekan resiko jauh lebih rendah dibandingkan dengan membeli kapal baru.

“Sebagai perbandingan, dengan harga satu kapal baru, kami bisa mendapatkan 3 kapal berusia 10-15 tahun, sehingga kami dapat menghasilkan pendapatan 3 kali lebih besar dengan kapal mid-cycle sambil mengurangi resiko modal kami sebesar 80 persen. Dengan begitu, Perseroan dapat mengembangkan armadanya dengan tetap menjaga rasio hutang yang rendah”, ungkapnya.

Mengkombinasikan strategi ini dengan kontrak yang stabil, BULL telah dapat mengembangkan armadanya dari 8 kapal tanker dengan total kapasitas 202.782 DWT pada tahun 2013 menjadi 2,3 juta DWT saat ini sambil secara bersamaan menurunkan rasio hutang terhadap EBITDA menjadi setengahnya, suatu bukti nyata konsistensi arus kas dan profitabilitas yang kuat Perseroan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengembangan Armada

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan berencana untuk melanjutkan pengembangan armadanya dengan prinsip kehati-hatian, mengingat posisi keuangan Perseroan yang kuat dan peluang yang berkelanjutan dipasar domestik dan internasional.

“Memasuki tahun 2020, BULL yakin akan prospek usaha yang positif karena perkiraan dinamika permintaan dan pasokan kapal tanker yang ketat, akibat dari rendahnya pemesanan pembangunankapal baru dalam konstruksi dititik terendah selamalebih dari 20 tahun terakhir, ditambah dengan tiga peraturan IMO baru yang wajib diimplementasikan antara tahun 2020-2025. Katalis ini kemudian menjadi lebih besar karena pandemi COVID-19, yang menyebabkan peningkatan permintaan kapal tanker untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan minyak terapung”, kata Kevin Wong.

“Strategi awal ditambah peluang dari pandemi COVID-19 mendorong pertumbuhan kinerja dan peluang Perseroan”, lanjutnya.

Pada kuartal pertama 2020, pendapatan usaha BULL meningkat menjadi USD 43,1 juta, naik 1,8x dari USD23,4 juta pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, laba bersih BULL naik 4,8x dari USD 4,1 juta menjadi USD 19,7 juta.

Perseroan berkeyakinan peningkatan kinerja akan berlanjut pada kuartal kedua tahun ini.The Company looks forward to its performance improving further in the second quarter this year. “Kami yakin Q2 akan lebih baik lagi dari Q1, dimana kapal yang dibeli pada Q1 akan berkontribusi penuhpada Q2 dengan tingkat harga sewa TCE yang lebih tinggi”, tutup Kevin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya