Program Bangga Buatan Indonesia Bawa 800 UMKM Go Online dalam 5 Minggu

Pemerintah mendorong 10 juta UMKM terhubung dengan platform digital hingga akhir tahun ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2020, 15:45 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2020, 15:45 WIB
Halal Park Senayan
Pengunjung melihat produk UMKM dari Rumah Kreatif BUMN (RKB) binaan BNI saat Launching Halal Park di Senayan Jakarta, Selasa (16/4). Halal Park yang akan bertransformasi menjadi Halal Distrik didesain menjadi ekosistem bagi pelaku industri gaya hidup halal di Tanah Air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terus mendorong 10 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) terhubung dengan platform digital hingga akhir tahun ini. Salah satunya dengan meluncurkan program Bangga Buatan Indonesia (BBI) sejak 14 Mei 2020, lalu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan hingga Selasa (7/5), sebanyak 800 ribu pelaku UMKM sudah merambah pasar digital lewat program BBI. Sehingga 8,8 juta lebih pelaku UMKM sudah go digital.

"Online ke UMKM sudah lima minggu mencapai 800 ribu lebih. Ini satu langkah sangat bagus," kata Luhut dalam video conference via YouTube Kemenkeu RI, Selasa (7/7).

Luhut menyebut sangat penting bagi UMKM terhubung ke digital di era kenormalan baru ini. Melalui digitalisasi UMKM dapat mengakses pasar yang lebih besar.

Selain untuk menjangkau pasar yang lebih besar, cara ini membuat pelaku usaha UMKM dalam negeri lebih mudah terhubung dengan akses pembiayaan.

"Bukan hanya akses pasar. Digitalisasi juga mempermudah pelaku UMKM akses ke pembiayaan," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sulit Dapatkan Pembiayaan

Pertamina Sumbagsel Buka Peluang Mitra Binaan Saat Pandemi Covid-19
Salah satu pelaku UMKM di Palembang yang sukses mengembangkan usahanya karena bergabung dengan Mitra Binaan Pertamina (Dok. Humas Pertamina Sumbagsel / Nefri Inge)

Sebab, Luhut menyebut, selama ini pelaku UMKM sulit mendapatkan pembiayaan atau bantuan modal lantaran tidak memiliki jaminan. Namun dengan data digital, catatan kesehatan bisnis bisa dijadikan bahan pertimbangan perbankan untuk menyalurkan pembiayaan.

Untuk itu, pihaknya terus mengembangkan record digital atau kesehatan usaha bisa dijadikan referensi oleh lembaga pembiayaan untuk membantu modal kerja dan investasi dari UMKM. Cara ini dinilai efektif untuk menambah jumlah UMKM ke pasar digital.

"Maka data digital mengenai kesehatan bisnis, bisa dijadikan bahan bank untuk pertimbangan pemberian pembiayaan ke UMKM," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya