Survei BI: Penjualan Eceran Mei 2020 Anjlok

Bank Indonesia merilis data suevei penjualan eceran pada Mei 2020

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 08 Jul 2020, 10:45 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2020, 10:45 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) merilis data suevei penjualan eceran pada Mei 2020 yang menunjukkan adanya penurunan penjualan eceran.

Indeks Penjualan Riil (IPR) turun sebesar 20,6 persen (yoy) pada Mei 2020, lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pada April, yakni sebesar 16,9 persen (yoy).

"Penurunan penjualan bersumber dari kontraksi penjualan di seluruh kelompok komoditas yang dipantau. Penurunan terdalam pada subkelompok Sandang serta kelompok Barang Budaya dan Rekreasi," jelas Kepala Departemen Komunikasi, Onny Widjanarko dalam keterangan resmi, Rabu (8/6/2020).

Namun demikian, kinerja penjualan eceran diprakirakan sedikit membaik pada Juni meskipun masih dalam fase kontraksi. Hal ini tercermin dari prakiraan pertumbuhan IPR sebesar -14,4 persen (yoy) pada Juni, tidak sedalam kontraksi penjualan pada bulan sebelumnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kelompok Makanan dan Minuman

Cek Jadwal Kegiatan Operasional dan Layanan Publik BI Selama Mitigasi COVID-19
Ilustrasi Bank Indonesia.

Perbaikan kinerja penjualan eceran terutama terjadi pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada 3 dan 6 bulan mendatang (Agustus dan November 2020) diprakirakan menurun. Menurunnya tekanan harga tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 dan 6 bulan mendatang (Agustus dan November 2020) masing-masing sebesar 138,6 dan 142,5, lebih rendah dibandingkan dengan 162,4 dan 146,4 pada Juli dan Oktober 2020.

"Hal tersebut disebabkan responden cenderung masih menjaga harga jual untuk mempertahankan level permintaan," tutup Onny.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya