Dukung UMKM Maju, BRI Salurkan Kredit Rp 13,59 Triliun dan Bangun Ekosistem Bisnis

Bank BRI memberikan perhatian besar pada pengembangan UMKM. Hingga 15 Juli 2020, BRI telah menyalurkan kredit dalam rangka penempatan dana mencapai Rp 13,59 triliun.

oleh Gilar Ramdhani pada 16 Jul 2020, 07:07 WIB
Diperbarui 15 Jul 2020, 23:35 WIB
Dukung UMKM Maju, BRI Salurkan Kredit Rp 13,59 Triliun dan Bangun Ekosistem Bisnis
Direktur Utama BRI, Sunarso memaparkan sejumlah langkah dan peran BRI dalam upaya penyelamatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Dalam Webinar CORE Economic Forum 2020 bertema "Langkah Penting Perbankan Dalam Mendorong Bisnis UMKM di Masa Pandemi" yang digelar melalui aplikasi Zoom dan Youtube, Rabu (15/7), Direktur Utama BRI, Sunarso memaparkan sejumlah langkah dan peran BRI dalam upaya penyelamatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Seperti diketahui bersama UMKM menjadi sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Akibat terbatasnya aktivitas ekonomi, pendapatan UMKM berkurang drastis bahkan ada yang setiap hari harus merugi. Padahal UMKM merupakan pilar perekonomian nasional. Jika tidak segera diantisipasi, Indonesia bisa mengalami krisis ekonomi terbesar dan berkepanjangan.

Untuk mencegah krisis, Bank BRI yang dikenal bank UMKM memberikan perhatian besar pada pengembangan UMKM. Hingga 15 Juli 2020, BRI telah menyalurkan kredit dalam rangka penempatan dana mencapai Rp 13,59 triliun.

"Dari tanggal 25 Juni - 15 Juli 2020, realisasi penyaluran kredit UMKM BRI dalam rangka penempatan dana pemerintah sesuai PMK No.70/PMK.05/2020 mencapai Rp 13,59 triliun dengan 295.617 debitur," ujar Sunarso.

Adapun rinciannya Mikro - KUR sebanyak 202.701 debitur dengan total Rp 5,15 triliun. Mikro Non-KUR sebanyak 85.516 debitur dengan total Rp 4,10 triliun serta Kecil Ritel Menengah sebanyak 7.415 debitur dengan total Rp 4,34 triliun.

"Kita terima Rp 10 triliun dan saya janji salurkan kredit 3 kali lipat," kata Sunarso.

Seperti diketahui, Bank BRI mendapatkan suntikan penempatan dana pemerintah sebesar Rp 10 triliun. Dari penempatan dana tersebut Bank BRI harus menyalurkan kredit 3 kali lipat yakni Rp 30 triliun dalam waktu 3 bulan. Masih dibutuhkan Rp 20 triliun untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat. Kekurangan Rp 20 triliun tersebut akan didapat dari dana simpanan masyarakat yang ada di Bank BRI.

Untuk itu dia mengimbau masyarakat untuk lebih rajin menabung di bank. Sehingga bank bisa menyalurkan kredit kepada masyarakat yang membutuhkan suntikan modal kerja.

"Makanya masyarakat harus rajin menabung biar kita bisa salurkan kredit," pungkas dia.

 

Bangun Ekosistem Bisnis UMKM

Direktur Utama BRI, Sunarso
Direktur Utama BRI, Sunarso

Lebih lanjut, untuk mendukung UMKM mampu bertahan menghadapi pandemi Covid-19 dan terus tumbuh berkelanjutan, Sunarso mengatakan kalau BRI telah  membuat sebuah ekosistem bisnis.

Pertama: Ekosistem Pasar

"Bank BRI membantu "Survival Mode" Pasar Tradisional dengan memperkenalkan belanja online baik melalui website, mobile apps, maupun kerjasama dengan startup di Indonesia," ujarnya.

Dalam hal ini, Bank BRI mendedikasikan Mantri BRI di tiap-tiap pasar untuk melakukan edukasi dan pendamping kepada pedagang pasar dalam menggunakan media penjualan online, edukasi pembayaran transaksi non-tunai, membantu pemasaran web pasar serta pemberian infrastruktur pendukung dan branding.

"Saat ini jumlah website pasar mencapai angka 3.983 dengan 30.607 pedagang sudah terdaftar. Hingga akhir 2020, kita targetkan mencapai 5.241 website pasar dengan jumlah yang terdaftar mencapai 52.410 pedagang," tuturnya.

Website pasar sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dengan jumlah terbanyak masih di pulau Jawa dan Sumatera.

Kedua: Ekosistem Digital

"BRI menggandeng perusahaan e-commerce dan ride hailing untuk pembiayaan KUR kepada merchant atau mitranya dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh BRI," ujarnya. Pelaku UMKM bisa mengakses pembiayaan dari Tokopedia, Grab, Bukalapak, Shopee, dan Gojek.

Ketiga: Ekosistem Desa

"Pemberdayaan ekonomi berdasarkan ekosistem pasar dengan mengembangkan cluster dan produk unggulan sehingga lahirnya Desa BRILian," ujar Sunarso.

Dalam webinar CORE Economic Forum, turut hadir sebagai pembicara adalah Ekonom CORE Indonesia, Dr. Piter A. Redjalam dan Ekonom, Dr. Enny Sri Hartati.

Piter A. Redjalam mengatakan bahwa untuk menghadapi pandemi Covid-19 dibutuhkan sinergi dari semua pihak.

"Resesi ekonomi tahun 2020 sulit dielakkan. Oleh karena itu fokusnya adalah bagaimana menjadi dunia usaha dan sektor keuangan bisa bertahan selama pandemi. Untuk kemudian bangkit dan membantu percepatan pemulihan ekonomi ketika pandemi berakhir," ujar Piter.

Sementara menurut Enny Sri Hartati untuk mendorong UMKM bisa bertahan dan berkembang di tengah pandemi diperlukan setidaknya lima hal. Antara lain adaptif terhadap perubahan, memacu kreativitas dan inovasi, memperluas akses pasar, penguatan pemanfaatan teknologi digital dan kemudahan akses pembiayaan.

Selengkapnya tentang webinar CORE Economi Forum 2020 klik di sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya