Pemerintah Sebar Buku Panduan Protokol Kesehatan Sektor Pariwisata

Objek wisata hanya boleh dibuka dengan kapasitas 50 persen dari daya tampung. Sehingga antar pengunjung bisa saling menjaga jarak.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jul 2020, 18:02 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2020, 18:02 WIB
Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Dua turis berjemur di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang tempat produk lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menyebar buku pedoman protokol kesehatan ke para pelaku usaha di sektor pariwisata. Terdapat empat prinsip dalam pedoman ini yaitu Cleanness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan) dan Sustainable (keberlanjutan) atau disingkat menjadi CHSS.

"Kita menggerakan pelaku usaha dan masyarakat wisata untuk menerapkan prinsip protokol kesehatan dengan istilah CHSS," kata Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Vinsensius Jemadu, dalam Talk Show Info Corona bertajuk 'Wisata Aman Covid-19' di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (19/7/2020).

Diharapkan buku pedoman tersebut bisa mendorong pelaku usaha sektor pariwisata mulai berbenah. Menyesuaikan bisnisnya dengan pedoman yang juga merujuk surat edaran Kementerian Kesehatan.

Buku tersebut juga kata Vinsensius akan segera dirampungkan dan dibagikan secara cuma-cuma kepada para pelaku usaha pariwisata. "Guide book itu akan difinalkan dan dibagikan ke seluruh stakeholder pariwisata untuk berpedoman pada aturan itu," kata Vinsensius.

Beberapa aturan umum dalam buku tersebut yaitu objek wisata hanya boleh dibuka dengan kapasitas 50 persen dari daya tampung. Sehingga antar pengunjung bisa saling menjaga jarak.

Lalu pengunjung dan pelaku usaha atau pegawai objek wisata wajib menggunakan masker. Masker boleh dibuka hanya untuk makan dan minum. Itu pun harus dilakukan dengan cepat.

Anjuran mencuci tangan juga tidak kalah penting. Disarankan baik pengunjung tempat wisata sering mencuci tangan baik menggunakan hand sanitizer atau dengan sabun dan air mengalir.

Terakhir, baik pengelola maupun pengunjung tempat wisata wajib menjaga lingkungan."Plusnya itu adalah menjaga lingkungan supaya tetap sustainable (berkelanjutan)," pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Turis Lokal Jadi Tulang Punggung Pemulihan Industri Pariwisata

Bermain Surfing di Pantai Kuta
Turis berselancar di pantai Kuta dekat Denpasar di pulau resor Indonesia di Bali (3/5). Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Sebelumnya, Pemerintah mengandalkan wisatawan lokal atau turis lokal untuk mendorong kembali sektor pariwisata di Indonesia. Sebelumnya atau sebelum pandemi Corona Covis-19, pemerintah banyak mengandalkan wisatawan mancanegara

"Belum ada kepastian dari wisatawan mancanegara, oleh karena itu kita fokus di wisatawan nusantara," kata Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Vinsensius Jemadu, dalam Talk Show Info Corona bertajuk 'Wisata Aman Covid-19' di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (19/7/2020).

Vinsensius mengatakan tahun lalu ada pergerakan wisata dari turis lokal sebanyak 300 ribu orang. Namun dia bersyukur karena sebenarnya potensinya masih sangat besar, Hal tersebut berdasarkan jumlah penduduk Indonesia yang mencpaai di 260 juta orang.

"Kita bersyukur penduduk kita yang 260 juta orang ini juga menjadi potensi wisatawan nusantara," kata dia.

Untuk itu, saat ini pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membangun kepercayaan agar masyarakat kembali berwisata. Sebab saat ini masyarakat kehilangan kepercayaan pada sejumlah destinasi wisata.

Akibatnya mereka enggan berwisata di masa pandemi. Padahal Pemerintah telah membuat pedoman aman berwisata selama pandemi.

"Pak Menteri sudah mencanangkan kampanye pariwisata Indonesia Care atau disingkat I Do Care," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya