Rupiah Menguat Seiring Ketidakstabilan Pemulihan ekonomi AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.750 per dolar AS hingga 14.862 per dolar AS.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Agu 2020, 10:43 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2020, 10:35 WIB
Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran 14.650 per dolar AS hingga 14.850 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (18/8/2020), rupiah dibuka di angka 14.762 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnhya yang ada di angka 14.795 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.750 per dolar AS hingga 14.862 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 7,19 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.907 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.917 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat seiring tertekannya dolar AS akibat belum membaiknya data ekonomi AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, dolar AS terlihat melemah terhadap nilai tukar regional pagi ini.

"Tekanan terhadap dolar AS disebabkan oleh indikasi ketidakstabilan pemulihan ekonomi di AS dari data ekonomi AS yang dirilis semalam yaitu data indeks aktivitas manufaktur wilayah New York yang dirilis jauh di bawah proyeksi," ujar Ariston.

Selain itu, lanjut Ariston, tingkat imbal hasil obligasi yang rendah juga membuat dolar AS menjadi tidak menarik untuk saat ini.

"Sentimen negatif terhadap dolar AS ini bisa mendorong penguatan ke nilai tukar rupiah pagi ini," kata Ariston.

Namun di sisi lain, pasar juga perlu mewaspadai faktor-faktor yang bisa menekan rupiah salah satunya ketegangan hubungan AS-China.

"Faktor lainnya yaitu kekhawatiran pandemi yang menekan pemulihan ekonomi dalam negeri dan data neraca perdagangan Indonesia bulan Juli yang di bawah ekspektasi," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah bergerak di kisaran 14.650 per dolar AS hingga 14.850 per dolar AS.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Uang Baru Rupiah Pecahan Rp 75 Ribu Resmi Meluncur, Dicetak 75 Juta Lembar

Pemerintah dan Bank Indonesia meresmikan pengeluaran dan pengedaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia. (Dok BI)
Pemerintah dan Bank Indonesia meresmikan pengeluaran dan pengedaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia. (Dok BI)

Sebelumnya, pemerintah resmi meluncurkan uang baru Rupiah dengan pecahan nominal Rp 75 ribu. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menuturkan jika penerbitan uang baru dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-75 tahun.

Uang baru ini dicetak dalam bentuk kertas sebanyak 75 juta lembar, yang bisa menjadi koleksi masyarakat. Sehingga total yang dicetak pemerintah senilai Rp 5,62 triliun.

 

"75 juta yang dicetak ditandatangani Menkeu selaku wakil pemerintah dan Gubernur BI," ujar Sri Mulyani dalam "Peresmian Pengeluaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia" bersama Gubernur Bank Indonesia yang dilakukan secara virtual, Senin (17/8/2020).

Dia menjelaskan jika, sesuai dengan amanat UU nomor 7 tahun 2011, tentang mata uang rupiah, mata uang rupiah ditempatkan sebagai salah satu simbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dibanggakan seluruh masyarakat.

"Ini koordinasi yang baik dari beberapa pihak seperti BI, kemenkeu, kemensos dan para ahli waris. Pengeluaran uang kemerdakaan ini telah melalui perencanaan matang yang dilakukan sejak 2018," jelas Sri Mulyani.

Gubernur BI Perry Warjiyo, menuturkan jika pengeluaran uang rupiah sebagai mata uang tidak hanya berperean sebagai alat pembayaran. "Tetapi lambang kedauatan masyarakat, sistem kemandirian bangsa Indonesia," jelas dia.

Setiap lembar uang Rupiah dikatakan mengandung identitas dan karakteristik bangsa Indonesia. "Kami telah mendistribusikan uang 75 tahun ini ke seluruh kantor-kantor," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya