Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan jumlah orang miskin akan bertambah 5 juta orang pada 2021. Namun hal ini masih dalam perkiraan. Di sisi lain, saat ini pemerintah tengah menggulirkan berbagai stimulus untuk mendongkrak produktivitas dan daya beli masyarakat.
“Estimasi kita jumlah orang miskin bisa bertambah 3 sampai 5 juta naiknya,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu dalam Tanya BKF: Strategi Pemulihan & Percepatan Serta Perluasan PEN, Rabu (19/8/2020).
Baca Juga
“Apakah tahun depan akan keluar dari kemiskinan ya tergantung, apakah dia dapat pekerjaan, apakah bansos cukup tahun depan. Kalau tidak ya mereka tetap miskin. Makanya ini kebijakan harus targeted. Jangan sampai orang miskin ini bertambah terlalu banyak,” sambung dia.
Advertisement
Untuk mengatasi berkurangnya lapangan pekerjaan akibat operasional perusahaan yang belum sepenuhnya buka, pemerintah memberikan solusi.
Pertama, yakni pemberian jaminan kredit modal kerja untuk usaha. Dalam hal ini dilakukan melalui LPEI. Dimana saat ini sudah mulai masuk ke permohonan penjaminan kredit modal kerja oleh korporasi padat karya dengan jaminan 60 persen dari pemerintah.
Sementara untuk sektor prioritas utamanya yang padat karya, pemerintah memberikan jaminan hingga 80 persen. “Jadi pemerintah jamin 80 persen dari risiko bank,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gara-Gara Corona, Penduduk Miskin Indonesia Naik Drastis
Penduduk miskin di Indonesia dalam kurun waktu 6 bulan meningkat 9,78 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk miskin sampai Maret 2020 sebesar 26,42 juta. Naik 1,63 juta dibandingkan pada September 2019.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk miskin. Salah satunya akibat penyebaran virus corona asal Wuhan di China.
"Pandemi Covid-19 berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas ekonomi penduduk sehingga akan mendorong terjadinya peningkatan angka kemiskinan," tutur Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (15/7).
Akibat penyebaran virus corona, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia juga mengalami penurunan. Pada Maret 2020 terjadi penurunan kunjungan wisman sebesar 64,11 persen dibandingkan pada Maret 2019.
Meski pemerintah Indonesia secara resmi baru mengumumkan kasus Covid-19 pada awal bulan Maret 2020, namun industri pariwisata sudah mulai terguncang sejak bulan Februari.
"Sektor pariwisata dan pendukungnya sudah mulai terdampak sejak bulan Februari 2020," ujar Suhariyanto.
Advertisement