Laba Turun 28 Persen, United Tractors Revisi Target Penjualan Alat Berat

PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan pendapa.tan bersih Rp 33,2 triliun pada semester I 2020.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 27 Agu 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2020, 15:30 WIB
united-tractors-130724b.jpg
United Tractors

Liputan6.com, Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan pendapatan bersih Rp 33,2 triliun pada semester I 2020. Angka tersebut turun 23 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 43,3 triliun.

Pada saat bersamaan, UNTR juga mengantongi laba bersih Rp 4,1 triliun di paruh pertama tahun ini, turun 28 persen dari semester I 2019 yang sekitar Rp 5,7 triliun.

Sejalan dengan kinerja tersebut, perseroan pun merevisi target penjualan alat berat, produk utama perusahaan yang permintaannya melemah akibat pandemi Covid-19. UNTR mematok penjualan alat berat Komatsu antara 1.300-1.400 unit di sepanjang 2020.

"Jika lihat progres penjualan alat berat hingga Juli 2020, mungkin estimasi kami penjualan alat berat komatsu 1.300-1.400 unit sampai akhir tahun," kata Corporate Secretary United Tractors Sara Loebis dalam sesi teleconference, Kamis (27/8/2020).

Sebelumnya, Sara melaporkan, anak usaha PT Astra International Tbk tersebut menargetkan penjualan alat berat Komatsu mencapai 2.800 unit di 2020, sama seperti capaian tahun sebelumnya.

Adapu sepanjang Januari-Juli 2020, penjualan alat berat Komatsu memang tercatat menurun tajam 56 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Pada akhir Juli 2020, penjualan tercatat sebesar 938 unit, jauh di bawah akhir Juli 2019 yang sebanyak 2.122 unit.

Sara menjelaskan, rendahnya penjualan alat berat dipengaruhi tren penurunan harga komoditas dan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Keduanya berdampak pada penurunan aktivitas di semua sektor pengguna alat berat.

Oleh karenanya strategi lain yang dilakukan perseroan untuk tetap mempertahankan kinerja di tengah pelemahan yakni dengan fokus pada layanan perawatan alat berat.

"Kami enggak bisa pungkiri bahwa ada penurunan, jika customer sedang tahan investasi dan tidak terlalu agresif beli alat, yang bisa kita lakukan support alat customer yang masih beroperasi," ungkapnya.

Meskipun angka penjualan menurun, hingga saat ini Komatsu masih mampu menguasai industri alat berat dengan pangsa pasar (market share) mencapai Rp 62 triliun, atau 33 persen dari alat berat nasional per Juni 2020.

Sara menekankan, dengan kondisi perekonomian saat ini, perusahaan memang akan lebih realistis dalam mencapai angka penjualan di akhir tahun nanti.

"Jadi kalau bisa lebih dari target yah syukur, kalau buat kami yah realistisnya saja deh. Karena rasanya market masih terpengaruh dua hal itu, harga komoditas dan pandemi," tukas dia.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penjualan Alat Berat United Tractors Anjlok 56 Persen

United Tractors turut membantu korban gempa Donggala dan Palu di Provinsi Sulawesi Tengah.
United Tractors turut membantu korban gempa Donggala dan Palu di Provinsi Sulawesi Tengah.

PT Astra International Tbk melalui anak usaha, PT United Tractors Tbk, melaporkan adanya penurunan signifikan dalam penjualan alat berat dengan merek Komatsu di sepanjang semester I 2020.

Corporate Secretary United Tractors Sara Loebis mengatakan, hingga Juli 2020, penjualan Komatsu tercatat hanya mencapai 938 unit.

"Turun signifikan hingga mencapai 56 persen apabila dibandingkan dengan bulan Juli tahun 2019 lalu," kata Sara dalam sesi teleconference, Kamis (27/8/2020).

Namun, ia menyatakan, posisi United Tractors secara market share saat ini masih menjadi market leader dalam hal penjualan alat berat, dengan porsi sekitar 32 persen.

Sara menjelaskan, penurunan signifikan dalam penjualannya terjadi lantaran berkurangnya penjualan di sektor tambang, yang kondisinya sangat ditentukan oleh harga batubara.

Sehingga, ia melanjutkan, ketika harga batu bara yang posisinya saat ini sedang tertekan, maka dilakukan efisiensi pada kegiatan tambang. Dengan demikian, para pelanggan United Tractors pun belum membeli alat baru lagi.

"Jadi mereka masih menggunakan alat-alat yang sudah ada. Kalaupun ada pembelian, biasanya hanya untuk mengganti alat yang sudah usang saja," ungkap Sara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya