Liputan6.com, Jakarta - Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menjelaskan, promosi produk dapat dioptimalkan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis. Promosi bisa menarik pelanggan untuk menggunakan jasa yang ditawarkan perusahaan.
Namun, promosi seyogyanya dilakukan dengan wajar dan tidak terus-terusan.
Baca Juga
"Tapi promo yang kebablasan nah itu masalah. Kalau sebuah bisnis mengandalkan promosi yang kebablasan, terus aja promo ya lama-lama engga akan berhasil," katanya saat Temu Media secara virtual, Jumat (11/9/2020).
Advertisement
Menurut Teddy, kunci sebuah bisnis akan berhasil dan bertahan dalam jangka waktu lama apabila dapat memberikan apa yang dibutuhkan dan solusi bagi konsumen. Promo memang tidak salah, tapi, tidak boleh dilakukan secara berlebihan.
"Promosi itu engga ada yang salah, semua toko baru juga promo," pungkasnya.
Lebih baik, perusahaan fokus memberikan solusi yang dibutuhkan dan bermanfaat untuk konsumen. Misalnya memudahkan pembayaran tagihan bulanan dengan menggandeng Mitra Bukalapak di seluruh Indonesia.
Jika tidak, yang terjadi hanyalah kejar-kejaran promo. Memang termasuk inovasi, tapi tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.
"Yang terjadi hanya kejar-kejaran. Jadi itu hanya inovasi corporate finance bukan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya.
Â
Optimalkan Platform
Sementara itu, CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin memaparkan strateginya, dalam menjalankan bisnis yang sehat Bukalapak menargetkan menciptakan bisnis yang berkelanjutan dengan peningkatan EBITDA dan burn rate (bakar uang) yang semakin rendah.
Hal ini dibuktikan dengan capaian yang menghasilkan kenaikan dalam monetisasi. Sampai dari triwulan I 2018 sampai kuartal II 2020, Bukalapak berhasil meningkatkan EBITDA hingga lebih dari 60 persen.
"Kami mengoptimalkan platform kami untuk menerobos kesenjangan ekonomi, infrastruktur, dan mendukung inklusi keuangan. Kami ingin menciptakan dampak di masyarakat dengan terus mengembangkan ekosistem digital yang berbasis keadilan ekonomi bagi semua," ucapnya.
Sebagai informasi, Bukalapak mencatatkan pertumbuhan Total Processing Value (TPV) secara signifikan dari kuartal I 2018 hingga kuartal II 2020, sebanyak hampir 400 persen. Capaian ini didominasi oleh transaksi yang berasal dari kota-kota di luar tier 1 dan pertumbuhan market share yang tetap stabil walau di masa pandemi.
Dari sisi pengembangan UMKM, kata Rachmat, juga terjadi kenaikan pada jumlah pelaku UMKM yg bergabung menjadi Pelapak dan Mitra Bukalapak, yakni mencapai lebih dari 3 juta di 7 bulan pertama tahun ini.
Advertisement