Liputan6.com, Jakarta- Berdamai dengan kenyataan. Itulah yang kerap harus dilakukan oleh para korban pandemi Covid-19. Kehilangan adalah suatu hal yang sering dialami mereka. Tak hanya nyawa, namun juga penyambung hidup.
Mereka yang masih bertahan harus mengais kesempatan. Namun, diberhentikan dari pekerjaan bukanlah akhir dari segalanya. Bisa jadi ini adalah sebuah permulaan baru untuk Berani Berubah.
Itulah yang dirasakan oleh Raden Agus Choliq dan beberapa pemuda lainnya di Dusun Paten, Tridadi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sebelumnya bekerja di berbagai sektor seperti restoran, hotel, penyewa alat pesta, hingga jasa sablon, namun kini mereka bersama menciptakan wastafel portable yang cara kerjanya diinjak. Cocok untuk memerangi pandemi.
Advertisement
“Kami melibatkan 15 pemuda yang ada di tempat kami dan rata-rata mereka bermasalah dengan pekerjaannya karena pandemi,” tutur Agus kepada Tim Berani Berubah.
“Kita harus selalu hidup, selalu mempunyai tanggung jawab kepada keluarga dan masyarakat. Ini yang memberikan motivasi bagi kami untuk bisa selalu berubah agar kita tidak tergilas oleh keadaan seperti apapun. Keadaan seperti apapun kita harus survive,” sambungnya.
Agus memulai usaha wastafel portable ini sejak pandemi Covid-19 menghantam Yogyakarta. Awalnya, dia bersama rekan-rekannya sering berkumpul untkuk saling berkeluh kesah karena tak adanya pekerjaan.
Di tengah kebuntuan mereka, tiba-tiba muncul ide untuk memanfaatkan peluang karena pandemi. Mereka pun terinsipirasi akan himbauan pemerintah untuk selalu mencuci tangan setiap habis melakukan aktivitas apapun.
“Nah di antara diskusi saya dan temen-temen saya, bagaimana bisa menciptakan wastafel ini tanpa harus memegang keran secara bergantian, sehingga ide muncul untuk membuat wastafel injak,” Agus menjelaskan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Permintaan Tinggi
Tak disangka, permintaan untuk wastafel buatan Agus dan rekannya cukup luar biasa. Ternyata, instansi pemerintah maupun swasta tertarik dengan konsep wastafel yang kerannya tak perlu diputar dengan tangan. Cukup diinnjak dengan kaki dan air pun keluar.
“Lebih sudah dari 1.000 unit ya sudah kita produksi dan kita pasarkan di Yogyakarta dan sekitarnya,” ungkap Agus.
Agus sadar bahwa permintaan wastafel portable ini nantinya tidak akan sebanyak saat sedang pandemi. Namun, dia berharap usaha ini bisa terus dikembangkan, bahkan saat nanti pandemi sudah berakhir. Dia yakin hal ini bisa menjadi suatu lapangan pekerjaan untuk menggerakkan pemuda di daerahnya.
“Motivasi saya dan temen-temen saya untuk mau berubah karena ya situasi sulit, situasi pandemi yang sulit ini. Kegiatan ekonomi berhenti, lalu kegiatan-kegiatan yang rutin mereka lakukan juga berhenti,” ucap Agus.
“Mereka di saat pandemi masih bisa mendapatkan penghasilan yang normal. Padahal di saat yang lain kesulitan untuk mencari rezeki, tapi temen-temen yang berkreatif di sini itu dia alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhannya,” dia mengakhiri.
Berbagai cara harus dilakukan untuk bertahan hidup di masa pandemi. Pastinya cerita Agus dan rekan-rekannya menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk.
Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Ingin tahu cerita lengkap mereka, simak dalam video berikut ya.
Advertisement