Survei MarkPlus: Dompet Digital jadi Pilihan Milenial Bertransaksi Selama Covid-19

Selama pandemi covid-19 dompet digital atau e-wallet menjadi pilihan utama dalam transaksi online.

oleh Tira Santia diperbarui 29 Sep 2020, 15:50 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2020, 15:50 WIB
Ilustrasi dompet digital. Dok: linkedin.com
Ilustrasi dompet digital. Dok: linkedin.com

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Survei MarkPlus Inc. selama pandemi covid-19 dompet digital atau e-wallet menjadi pilihan utama dalam transaksi online dan uang tunai masih menjadi pilihan dalam transaksi offline.

Survei dilakukan kepada 150 responden, 70 persen dari non Jabodetabek dan 30 persen dari wilayah Jabodetabek. Dengan rentang usia  kurang dari 25 tahun (15 persen), paling dominan 25-34 tahun (35 persen), 35-44 tahun (30 persen), dan usia lebih 44 tahun (20 persen). Dengan rata-rata pendapatan yang mereka peroleh antara Rp 3-4,9 juta perbulan.

“Transaksi nasabah selama pandemi melalui offline store masih diungguli oleh uang tunai disusul debit card, dan untuk nasabah yang bertransaksi di online store masih memfavoritkan e-wallet,” kata Business Analyst MarkPlus Alfredo Pakidi,  dalam The 2nd Series Industry Roundtable (Episode 8) Banking Industry Perspective, Selasa (29/9/2020).

Lantaran, di saat pandemi mengharuskan banyak offline store harus tutup sehingga bank banyak kehilangan transaksi yang biasa dilakukan di offline store. Selain itu, Bank dapat memanfaatkan pasar dompet digital melalui kolaborasi untuk memudahkan nasabah bertransaksi.

Lebih detailnya, dari 150 responden tersebut untuk offline store nasabah memilih uang tunai (39 persen), debit card (37  persen), e-wallet seperti Shopee Pay atau Go pay dan lainnya (16 persen), credit card (5 persen), QRIS melalui mobile banking (2 persen).

Sementara untuk online store, nasabah memilih menggunakan e-wallet (44 persen), debit card atau transfer (26 persen), credit card (12 persen), uang tunai atau COD (8 persen), melalui QRIS mobile banking (8 persen).

Selain itu, hasil survei lainnya diperoleh bahwa digital banking masih didominasi oleh nasabah milenial. Di mana satu dari 3 nasabah bank sudah memiliki digital banking saat masa Pendem ini.

Produk ini masih didominasi oleh milenial, hal ini sesuai dengan segmentasi utama yang disasar sejak awal lahirnya digital banking.

"Hal yang menarik ditemukan bahwa 3 dari 4 pengguna digital banking sudah merasa nyaman menggunakan akun masing-masing. Namun satu dari 4 pengguna tersebut masih menginginkan teknologi terbaru untuk memudahkan manajemen keuangannya,” pungkasnya.   

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


5 Dompet Digital Paling Banyak Digunakan Selama Pandemi

Cara Bayar Paling Cepat Saat Saldo Dompet Digital Menipis
©Shutterstock.

Survei MarkPlus Inc. mencatat penggunaan dompet digital di Indonesia selama pandemi covid-19 meningkat. Transaksi secara digital naik karena masyarakat lebih memilih memenuhi kebutuhannya secara online.

Head of High Tech, Property & Consumer Goods Industry MarkPlus, Inc. Rhesa Dwi Prabowo, menuturkan, terdapat 5 dompet digital yang memiliki pangsa pasar atau volume transaksi tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

“Survei dilakukan pada 502 responden yang mewakili kota-kota besar dengan penetrasi penggunaan smartphone tertinggi di Indonesia,” kata Rhesa dalam konferensi pers virtual, Rabu (2/9/2020).

ShopeePay unggul dengan pangsa pasar sebesar 26 persen dari total volume transaksi e-wallet di Indonesia. Kemudian disusul OVO (24 persen dari total), GoPay (23 persen dari total), DANA (19 persen dari total) dan LinkAja (8 persen dari total).

Selain itu, integrasi ShopeePay dengan Shopee sebagai salah satu platform e-commerce terbesar, bisa menangkap peluang dengan berbagai penawaran menarik, sehingga nilai transaksinya terus meningkat.

ShopeePay kembali menjadi merek paling sering digunakan di masa pandemi, dengan frekuensi transaksi rata-rata mencapai 7 kali tiap bulannya.

Disusul oleh DANA dengan rata-rata penggunaan sebanyak 6,4 kali tiap bulan, OVO dengan rata-rata 6,2 kali tiap bulan, GoPay rata-rata 6,1 kali tiap bulan, dan LinkAja rata-rata 5,7 kali tiap bulan.

“Tingginya penetrasi dompet digital biasanya tumbuh beriringan dengan kepercayaan para pengguna, termasuk nilai transaksi per bulan yang dialokasikan ke dalam merek-merek dompet digital tersebut,” ujarnya.

Ternyata, ShopeePay menempati peringkat pertama dengan total nominal transaksi terbesar per bulan sekitar Rp 149.000, unggul dibandingkan LinkAja, DANA, dan OVO di sekitar Rp 134.000, serta GoPay sekitar Rp 109.000.

Dengan nominal transaksi per bulan tersebut, ShopeePay kembali unggul berdasarkan total nilai transaksi dengan pangsa pasar 29 persen. Diikuti OVO dengan 24 persen, GoPay dengan 19 persen, DANA 19 persen, dan LinkAja 8 persen.

Sehingga, ShopeePay menjadi dompet digital paling sering digunakan dengan hasil sebanyak 30 persen responden, OVO 25 persen, GoPay 21 persen, DANA 18 persen, serta LinkAja 5 persen.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya