Ekonomi Indonesia Kuartal III-2020 Diramal Minus 3,13 Persen, Ini Rinciannya

Badan Pusat Statistik (BPS) bakal umumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III besok, Kamis 5 NOvember 2020

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Nov 2020, 14:04 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 17:00 WIB
FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2020 Minus 5,32 Persen
Aktivitas warga di bantaran Kanal Banjir Barat dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta, Kamis (6/8/2020). Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II/2020 minus 5,32 persen akibat perlambatan sejak adanya pandemi COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) bakal umumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III besok, Kamis 5 NOvember 2020. Sehubungan dengan itu, sejumlah pihak memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 masih akan minus di kisaran -3 persen.

Angka ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 yang terkontraksi hingga -5,3 persen.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2020 diperkirakan terkontraksi di kisaran -3,13 persen yoy dari kuartal sebelumnya tercatat -5,32 persen yoy,” kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Liputan6.com, Rabu (4/11/2020).

Josua merincikan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan terkontraksi ke kisaran -3,54 persen yoy dari kuartal sebelumnya -5,51 persen yoy.

“Meskipun konsumsi masih terkontraksi pada kuartal III-2020, namun tidak sedalam kontraksi pada kuartal II-2020. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan PSBB transisi di berbagai daerah di Indonesia yang mendorong peningkatan pada pergerakan masyarakat, meskipun situasinya belum kembali ke level normal,” kata dia.

Dalam hematnya, beberapa data yang mengindikasikan konsumsi rumah tangga telah menunjukkan perbaikan yang terbatas sepanjang kuartal III tahun 2020. Dimana laju pertumbuhan penjualan ritel pada periode Juli-September 2020 tercatat terkontraksi -7,3 persen yoy dibandingkan laju penjualan ritel pada 3Q19 yang tercatat 0,7 persen yoy.

Selanjutnya, meskipun trennya membaik, Josua memaparkan indeks kepercayaan konsumen pada periode kuartal III-2020 tercatat -31,6 persen yoy dari akhir kuartal sebelumnya yang tercatat -33,7 persen yoy.

Adapun Pertumbuhan penjualan mobil, kata Josua, mengalami kontraksi -55,0 persen yoy dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -10,4 persen yoy.

“Selain penjualan mobil yang mengalami pertumbuhan negatif, penjualan motor juga mengalami kontraksi -41,5 persen yoy dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -1,5 persen yoy,” jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Impor Barang Konsumsi

Kinerja Ekspor dan Impor RI
Aktivitas bongkar muat barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mengalami susut signifikan di Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, impor barang konsumsi sepanjang kuartal III tahun 2020 tercatat tumbuh -19,1 persen yoy dari periode yang sama tahun 2019 yang tercatat -7,8 persen yoy.

Pertumbuhan PMTB/Investasi pada kuartal III-2020 diperkirakan mengalami kontraksi di kisaran -7,9 persen yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat -8,61 persen, dimana investasi bangunan dan non-bangunan cenderung masih terkontraksi.

Josua menjelaskan, hal tersebut terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang terkontraksi -10,5 persen yoy pada kuartal II tahun 2020, dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -1,8 persen yoy.

“Kontraksi penjualan semen ini mengindikasikan investasi bangunan sepanjang periode Juli-September 2020 masih mengalami penurunan,” kata dia.

Lalu, investasi non-bangunan juga diperkirakan masih lesu. Terindikasi dari impor barang modal sepanjang kuartal III-2020 tercatat terkontraksi -24,9 persen yoy dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -0,5 persen yoy. “Penjualan alat berat pada kuartal II-2020 pun juga tercatat terkontraksi -48,1 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun yang lalu yang tercatat -49,2 persen yoy,” sebut Josua.

Sementara, konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung tumbuh positif pada kuartal III-2020. Hal ini didorong oleh peningkatan realisasi belanja K/L serta penyerapan anggaran PEN dibandingkan kondisi.

Surplus neraca perdagangan pada kuartal III-2020 dibandingkan kuartal III tahun sebelumnya mengindikasikan bahwa net ekspor pada komponen PDB di kuartal III-2020 diperkirakan cenderung meningkat dibandingkan net ekspor pada kuartal II-2020. Dimana laju impor non-migas pada kuartal III-2020 tercatat terkontraksi -23,8 persen yoy. Sementara ekspor non-migas tercatat terkontraksi -4,2 persen yoy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya