BI Rate Turun, Rata-Rata Suku Bunga KPR Masih 8,75 Persen

Kenaikan indeks harga properti pada kuartal III 2020 dapat dilihat sebagai tanda-tanda pemulihan pasar.

oleh Tira Santia diperbarui 23 Nov 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2020, 08:00 WIB
Berburu Rumah Murah di Indonesia Property Expo 2017
Maket rumah yang dipamerkan dalam pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 minus 3,49 persen. Dengan kondisi ini, Indonesia resmi mencatat resesi karena dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonominya minus.

Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan, meskipun perekonomian Indonesia mengalami resesi namun dari 17 lapangan usaha, ada tujuh sektor yang masih tumbuh positif secara tahunan. Salah satu sektor yang tumbuh adalah real estate yang mengalami naik 1,98 persen.

Marine melanjutkan, berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index, terlihat adanya kenaikan dari sisi harga secara kuartalan di kuartal ketiga tahun ini yang menunjukan tanda-tanda pemulihan industri properti nasional.

Minat konsumen properti masih bersifat value for money, dengan properti incaran di sekitar kawasan hunian terpadu atau kawasan hunian yang telah mapan. "Secara kuartalan, harga properti telah menunjukkan kenaikan namun secara tahunan masih lebih rendah," jelas Marine dalam keterangan tertulis, Senin (23/11/2020).

Marine melanjutkan, sebagai salah satu pemangku kepentingan di bidang properti, Rumah.com sangat mengapresiasi adanya perhatian pemerintah terhadap masyarakat di masa pandemi ini terutama di bidang properti. Salah satunya adalah keputusan Bank Indonesia (BI) untuk kembali menurunkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen.

Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan inflasi yang lemah, stabilitas eksternal yang terjaga dan sebagai langkah lanjutan untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Meski demikian, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih jauh lebih tinggi dibandingkan suku bunga acuan BI. Berdasarkan data hingga Agustus 2020, rata-rata suku bunga KPR dan KPA sejak Januari 2019 adalah 8,75 persen sementara rata-rata suku bunga BI7DRR berada di angka 5,15 persen.

Adapun pergerakan suku bunga KPR dan KPA juga belum sedinamis BI7DRR. Jika suku bunga acuan BI tersebut sudah mengalami penurunan sebesar 33 persen pada Agustus 2020 dibandingkan awal tahun 2019, suku bunga KPR dan KPA hanya turun sekitar 7 persen pada periode yang sama.

“Dengan diturunkannya BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,75 persen dan suku bunga lending facility menjadi 4,5 persen, kami berharap kalangan perbankan mampu merangsang minat masyarakat untuk membeli rumah lewat program KPR dengan suku bunga yang menarik mengikuti penurunan Suku Bunga Acuan BI,” katanya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pemulihan

20160908-Properti-Jakarta-AY
Sebuah maket perumahan di tampilkan di pameran properti di Jakarta, Kamis (8/9). Penurunan DP KPR rumah kedua dan ketiga juga turun masing-masing menjadi 20% dan 25%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Marine menjelaskan bahwa berdasarkan hasil Rumah.com Indonesia Property Market Index Q4 2020 (RIPMI Q4 2020) bisa dilihat bahwa kenaikan indeks harga properti pada kuartal ketiga tahun 2020 secara kuartalan dapat dilihat sebagai tanda-tanda pemulihan pasar.

Meski demikian, turunnya RIPMI secara tahunan menjadi pertanda bahwa pasar properti belum sepenuhnya pulih. Pasar properti dan ekonomi nasional belum lepas dari bayang-bayang krisis dan resesi. Karena itu, masih dibutuhkan kerja keras dari semua stakeholders industri properti agar tren positif di kuartal ketiga ini dapat berlanjut.

Kawasan-kawasan di lokasi alternatif terutama di sekitar Tangerang dan Bekasi masih memiliki peluang pertumbuhan RIPMI yang besar pada kuartal berikutnya. Ini tak lepas dari pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi yang terus berjalan.

Kawasan-kawasan yang sebelumnya tidak terlalu diminati akan terlihat lebih menarik karena lebih mudah diakses. Karena itu pula, minat konsumen terhadap properti masih akan sangat bersifat value for money. Konsumen tidak akan keberatan mengalihkan pencarian properti di lokasi alternatif seperti Kota Tangerang, Bekasi, dan kawasan lainnya dengan harga yang lebih terjangkau.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya