6 Vaksin Corona Covid-19 yang Digunakan Indonesia, dari Mana Asalnya?

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menetapkan enam Vaksin Corona Covid-19 yang digunakan di Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 06 Des 2020, 15:06 WIB
Diterbitkan 06 Des 2020, 14:00 WIB
Gambar Ilustrasi Vaksin Virus Corona
Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Kini Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menetapkan enam Vaksin Corona Covid-19 yang digunakan di Indonesia.

Penetapan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksin Virus Disease 2019 (Covid-19).

Keenam vaksin tersebut adalah yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), astrazeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, PFizer Inc and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd.

Keenam vaksin tersebut saat ini masih dalam tahap pelaksanaan uji klinik tahap ketiga atau telah selesai uji klinik tahap ketiga.

Lantas berasal dari mana sajakah 6 vaksin tersebut? berikut penjelasan asal masing-masing vaksin yang dirangkum oleh Liputan6.com, Minggu (6/12/2020):

1. Vaksin Merah Putih PT Bio Farma

Tidak hanya mengandalkan produk vaksin asal luar negeri, ternyata Pemerintah Indonesia juga berupaya mengembangkan vaksin buatan sendiri untuk memenuhi kuota vaksin di Indonesia, yakni Vaksin yang dikembangkan oleh PT Bio Farma yakni .vaksin merah putih.

Vaksin Merah Putih ditargetkan akan selesai 2021 dan didistribusikan pada awal 2022. Hal itu bila vaksin Merah Putih sudah melalui seluruh tahap uji klinis fase 1, 2, dan 3.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, perkembangan vaksin Merah Putih. Bibit vaksin Merah Putih diharapkan dapat diserahkan kepada PT Bio Farma pada 2021.

"Hingga saat ini, vaksin Merah Putih sedang dikembangkan oleh sejumlah universitas dan lembaga penelitian terkemuka di Indonesia. Kami terus mengawal dan dukung pengembangan vaksin ini dengan baik," kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (19/11/2020).

"Dan juga bibit vaksin Merah putih diharapkan dapat diserahkan kepada PT Bio Farma pada tahun 2021. Selanjutnya, Bio Farma akan melakukan uji klinis tahap 1 sampai 3," tambahnya.

Jika seluruh tahapan uji klinis berjalan dengan baik, maka izin edar vaksin Merah Putih diproyeksikan diperoleh pada akhir 2021 dan akan didistribusikan awal tahun 2022.

2. Astrazeneca

Pemerintah Indonesia bersama perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca secara resmi bekerja sama untuk penyediaan AZD1222, calon vaksin corona covid-19 yang dikembangkan perusahaan tersebut bersama Oxford University.

Kedua pihak mengadakan pertemuan untuk membahas penyediaan AZD1222 dan menandatangani Letter of Intent dengan tujuan untuk menyetujui Perjanjian Pembelian Awal (Advance Purchase Agreement) sebelum akhir Oktober.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi, mengatakan bahwa mereka senang dapat berdiskusi dengan AstraZeneca mengenai pembelian awal calon vaksin corona covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Oxford.

"Dengan menandatangani Letter of Intent ini, Kementerian Kesehatan dan AstraZeneca bertujuan untuk menyelesaikan pembelian sebelum akhir Oktober, sehingga kami dapat memberikan akses ketersediaan vaksin corona covid-19 kepada masyarakat Indonesia," kata Oscar seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (15/10/2020).

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sinopharm

Imunisasi Anak dengan Protokol Kesehatan
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin polio kepada balita di sebuah posyandu di Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/10/2020). Pemberian vaksin polio dan vaksin campak secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi COVID-19 bertujuan memperkuat imunitas anak. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

3. China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)

Vaksin Sinopharm merupakan vaksin corona covid-19 yang dikembangkan oleh Grup Farmasi Nasional China.

Sinopharm telah melakukan uji klinis fase tiga di Uni Emirat Arab sejak akhir Juni 2020. Ini bertujuan agar mendapat  persetujuan dari National Medical Products Administration untuk pemasaran pada Desember 2020. Uji coba melibatkan sekitar 15.000 peserta dan dua jenis vaksin.

G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, yang 5 juta dosis akan mulai datang pada November 2020.

4. Moderna

Vaksin Moderna dikembangkan oleh perusahaan farmasi yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, AS.

Saat ini Moderna mengajukan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 ke otoritas kesehatan Amerika Serikat dan Food and Drugs Administration (FDA) pada Senin, 30 November 2020.

Setelah Moderna menyelesaikan uji klinis tahap tiga dan menemukan bahwa vaksin COVID-19 buatannya 94,1 persen efektif melawan Corona.

Hanya saja, tingkat kemanjuran dari vaksin COVID-19 Moderna yang terbaru sedikit lebih rendah daripada analisis sementara yang dirilis pada 16 November 2020 yang mencapai 94,5 persen.

Moderna juga melaporkan vaksin tersebut memiliki tingkat keberhasilan hingga 100 persen dalam mencegah kasus-kasus parah.

Pengajuan ke FDA dan otoritas kesehatan AS menjadikan Moderna sebagai perusahaan pengembang vaksin COVID-19 kedua yang kemungkinan akan disetujui sebagai penggunaan darurat di AS tahun ini.

"Kami yakin memiliki vaksin COVID-19 yang sangat mujarab. Kami sekarang memiliki data untuk membuktikannya," kata Chief Medical Officer Moderna, Dr Tal Zaks, seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Selasa, 1 Desember 2020.

 

PFizer

Pendaftaran Vaksin Dapat Menyertakan Hasil Uji Klinisi Negara Berbeda
Ilustrasi Vaksin

5. PFizer Inc and BioNTech

Vaksin ini berasal dari perusahaan farmasi di Amerika Serikat, Pfizer yang juga bekerjasama dengan perusahaan Jerman, BioNTech SE mengklaim jika vaksin buatan mereka ampuh mencegah virus corona hingga 90 persen tanpa adanya efek samping yang berbahaya.

Dilansir dari Channel News Asia, Senin (9/11/2020) Pfizer dan BioNtech merupakan perusahaan farmasi pertama yang merilis mengenai data hasil penelitian vaksin terhadap 94 sukarelawan.

Hasil dari penelitian tersebut dinilai sebagai hasil yang cukup menjanjikan sebagai upaya pencegahan virus corona. Meski begitu, penelitian terhadap vaksin COVID-19 ini masih akan dilanjutkan.

Menurut Dr. Bill Gruber, selaku wakil presiden Pfizer untuk penelitian dan pengembangan vaksin, hasil penelitan ini disebut melebihi dari harapannya. "Ini adalah berita terbaik saat ini bagi dunia dan bagi Amerika Serikat serta kesehatan masyarakat," ujarnya.

Target yang dibuat oleh Pfizer dan BioNtech ialah masuk dalam 10 kandidat vaksin yang masuk dalam pengujian tahap akhir di seluruh dunia. Dimana empat diantaranya merupakan studi besar yang dilakukan di Amerika Serikat.

Meski begitu, Pfizer juga mengingatkan jika perlindungan awal mungkin saja bisa berubah pada studi akhir. Namun, Bill Gruber juga mengungkapkan jika vaksin yang tengah diuji coba memiliki posisi yang berpotensi untuk menawarkan harapan besar bagi kesehatan masyarakat luas.

6. Sinovac Biotech Ltd.

Pemerintah Indonesia melobi Kerjasama dengan vaksin yang diproduksi oleh raksasa perusahaan biofarmasi Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd.

Lantaran vaksin corona covid-19 buatan Sinovac dari China diprediksi akan dijual sekitar Rp 200 ribu di Indonesia. Sinovac bekerja sama BUMN PT Bio Farma (Persero) untuk mengembangkan vaksin tersebut di Tanah Air.

Adapun Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020. Dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya