Harga Emas Antam Lebih Murah Rp 1.000 per Gram pada 15 Desember 2020

Harga emas hasil produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam kini turun Rp 1.000 per gram

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Des 2020, 08:43 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 08:43 WIB
20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY4
Harga jual emas batangan Antam ukuran satu gram dibanderol di harga Rp 599.000 per gram, Jakarta, Senin (10/10). Jumlah itu tidak mengalami perubahan dari harga perdagangan akhir pekan kemarin, yakni Rp 599.000 per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas hasil produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam kini turun Rp 1.000 per gram menjadi Rp 951 per gram pada perdagangan, Selasa (15/12/2020).

Demikian pula harga buyback emas Antam susut Rp 1.000 menjadi Rp 831 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 831 ribu per gram.

Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.17 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.

Untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 9.860.000, sementara untuk ukuran 20 gram dijual Rp 19.080.000.

Antam menegaskan jika emas batangan ANTAM LM terjamin keaslian dan kemurniannya dengan sertifikat LBMA (London Bullion Market Association).

Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).

* Pecahan 0,5 gram Rp 525.500

* Pecahan 1 gram Rp 951.000

* Pecahan 2 gram Rp 1.842.000

* Pecahan 3 gram Rp 2.738.000

* Pecahan 5 gram Rp 4.530.000

* Pecahan 10 gram Rp 9.005.000

* Pecahan 25 gram Rp 22.387.000

* Pecahan 50 gram Rp 44.695.000

* Pecahan 100 gram Rp 89.312.000

* Pecahan 250 gram Rp 223.015.000

* Pecahan 500 gram Rp 445.820.000

* Pecahan 1.000 gram Rp 891.600.000.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga Emas Tergelincir karena Peluncuran Vaksin Covid-19 di AS

emas-antam-harian130612c.jpg
emas

Harga emas merosot pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Sentimen pendorong pelemahan harga emas ini karena peluncuran vaksin Covid-19 di Amerika Serikat (AS) yang mendorong optimisme di pasar keuangan.

Investor melihat bahwa adanya vaksin Covid-19 ini akan mendorong pemulihan ekonomi. Hal ini membuat sebagian besar investor memborong aset-aset berisiko dan meninggalkan emas.

Mengutip CNBC, Selasa (15/12/2020), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD 1.827,55 per ounce, setelah sebelumnya turun sebanyak 1 persen menjadi USD 1.819,35 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,6 persen menjadi USD 1.832,10 per ounce.

"Kami melihat adanya risk appetite yang lebih tajam di pasar, dibuktikan dengan reli di pasar saham global. Hal itu tentu saja memberikan tekanan pada emas yang merupakan instrumen safe haven," kata analis senior Kitco Jim Wyckoff.

"Namun indeks dolar AS yang melemah membatasi beberapa tekanan jual di emas," lanjur Jim.

Sentimen kenaikan bursa saham melaju kencang seiring adanya berita bahwa pengiriman pertama vaksin virus Covid-19 ke seluruh AS berlangsung mulai Senin. Sedangkan untuk penyuntikan kemungkinan dimulai paling awal Senin.

Harapan pemulihan global dan keputusan untuk memperpanjang pembicaraan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa juga mendukung kenaikan bursa saham Eropa sehingga menekan harga emas.

Bantuan Dolar AS

Pelemahan harga emas sedikit tertahan karena adanya tekanan pada nilai tukar dolar AS. Mata uang AS mengalami tekanan setelah pembicaraan mengenai paket bantuan Covid-19 di parlemen tak kunjung selesai.

Pembicaraan mengenai paket stimulus tersebut bahkan sampai melebihi batas waktu yang ditentukan pada Jumat tengah malam.

Saat ini, investor tengah menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve (the Fed) yang mulai sidang pada Selasa. Hasil sidang tersebut akan menjadi isyarat kebijakan moneter yang akan dijalankan ke depannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya