Kemenkeu Catat Realisasi PEN Sudah Capai 70 Persen

Kemenkeu mencatat realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) telah mencapai Rp 483,62 triliun hingga per 14 Desember 2020

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2020, 18:15 WIB
Diterbitkan 21 Des 2020, 18:15 WIB
Jakarta Menuju Kenormalan Baru
Pejalan kaki menggunakan masker di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Empat provinsi di Indonesia termasuk DKI Jakarta akan mulai melakukan persiapan menuju new normal atau tatanan kehidupan baru menghadapi COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) telah mencapai Rp 483,62 triliun hingga per 14 Desember 2020. Realisasi tersebut setara dengan 70 persen dari pagu yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 695,2 triliun.

"Pogram PEN yang pelaksanaannya di tahun anggaran 2020 ini Rp 695,2 triliun, sekarang sudah sampai dengan 14 Desember kemarin ini (realisasinya) sudah mencapai hampir 70 persen," kata Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, dalam APBN Kita, di Jakarta, Senin (21/12/2020).

Berdasarkan bahan paparanya, realisasi sektor kesehatan Rp 47,05 triliun (47 persen). Itu terbagi untuk insentif tenaga kesehatan, biaya klaim perawatan, pengadaan APD, alka/sarpras, serta operasi dan sosialisasi penegakan PSBB dan protokol kesehatan.

Kemudian untuk perlindungan sosial, realisasinya Rp 217,6 triliun dari total anggaran Rp 230,21 triliun. Anggaran tersebut diperuntukan untuk pemberian dukungan daya beli untuk menekan laju peningkatan kemiskinan serta mendorong konsumsi masyarakat.

Selanjutnya, untuk sektoral K/L dan pemda, realisasinya sudah Rp 55,68 triliun atau 82 persen, yaitu merupakan program untuk dukungan Pemda serta K/L dalam proses pemulihan ekonomi, serta pemberian hibah kepada pemda untuk pemulihan sektor pariwisata.

"Sedangkan dukungan UMKM yang dari awal kita desain pagunya Rp 116 triliun telah terealisasi Rp 106,46 triliun, dan ini untuk kegiatan mendukung permodalan UMKM, subsidi bunga, lalu kemudian juga untuk bantuan melalui perbankan dan lembaga pembiayaan," paparnya.

 

Pembiayaan Koperasi

Penerapan Normal Baru Perawatan Wajah
dr. Maria Fransisca Liu berpose seusai melakukan perawatan wajah ke pasien di klinik kecantikan ERHA, Jakarta, Jumat (19/06/2020). Perawatan wajah dengan protokol kesehatan tetap menjadi prioritas klinik kecantikan di era new normal saat pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sementara itu, untum pembiayaan korporasi realisasinya Rp8,16 triliun atau 13 persen. Itu ditujukan sebagai dukungan korporasi melalui BUMN serta penjaminan modal kerja.

Dan terakhir adalah insentif usaha untuk memberikan kelonggaran pembayaran pajak bagi dunia usaha, dan saat ini realisasinya 41 persen atau Rp49,12 triliun.

"Kita membayangkan penggunaannya akan Rp120 triliun (untuk insentif usaha) namun ternyata penggunaannya saat ini dengan kegiatan ekonomi yang juga mengalami tekanan dan kontraksi maka penggunaan dari insentif usaha ini saat ini hanya sekitar 41 persen," jelas dia.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya