Liputan6.com, Jakarta Strain baru virus Corona Covid-19 diduga telah menjadi penyebab meningkatnya kasus di sebagian wilayah Inggris, termasuk London. Strain baru itu pertama kali terdeteksi pada September 2020.
Hal ini membuat geger mengingat pandemi Covid-19 saja masih belum benar-benar enyah, bahkan di beberapa negara, pandemi memasuki gelombang kedua dan ketiga.
Baca Juga
Lantas, apakah varian virus baru ini akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia ke depannya?
Advertisement
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah masih memonitor pergerakan baik strain baru Covid-19 dan wabah Covid-19 tersebut.
"Pandemi Covid-19 secara keseluruhan dan varian baru kita tanda kutip masih monitor di Indonesia. Tentu penanganannya masih 3 M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, itu pertahanan utama," ujar Airlangga dalam konferensi pers BNPB, Kamis (24/12/2020).
Airlangga menambahkan, pemerintah juga tetap fokus untuk melakukan 3T (tracking, tracing, treatment) kepada pasien Covid-19 untuk meningkatkan kasus sembuh. Ini terutama tracking dan tracing, karena menurutnya, deteksi dini akan membuat tingkat kesembuhan semakin tinggi.
Sementara untuk kondisi ekonomi saat ini, Airlangga menyebutkan terdapat tren positif dimana permintaan sudah mulai meningkat.
Dirinya berharap, vaksin menjadi game changer untuk membuat masyarakat merasa aman ketika beraktivitas fisik di luar.
"Tentu kita harap dengan adanya vaksin, confidence masyarakat jadi makin tinggi. Karena rasa aman makin tinggi masyarakat nanti akan beraktivitas," katanya.
Pihaknya juga akan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan serta memperbaiki fasilitas kesehatan baik di tahun ini maupun tahun depan. Anggaran vaksin pun sudah disiapkan.
"Itulah antisipasi pemerintah yang jelas terhadap kehadiran pemerintah untuk pengadaan vaksin, supaya masyarakat bisa mencapai herd immunity," tandasnya.
Â
Saksikan Video Ini
Pemerintah Siapkan Rp 73 Triliun untuk Vaksinasi Covid-19
Biaya anggaran pengadaan vaksin hingga proses vaksinasi Covid-19 di tahun depan diprediksi mencapai Rp 73 triliun. Anggaran tersebut disiapkan pemerintah agar setidaknya 70 persen masyarakat di Indonesia menerima vaksinasi.
"Pemerintah menganggarkan untuk vaksinasi yang tentu dari pembahasan itu kisarannya antara Rp63 sampai Rp73 triliun yang untuk disiapkan vaksinasi," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Kamis (24/12/2020).
Dia mengatakan jika pemberian vaksinasi Covid-19 agar masyarakat bisa mencapai immunity 70 persen.
Dengan vaksinasi Covid-19, masyarakat diharapkan bisa merasa aman dan tingkat kepercayaan menjadi lebih tinggi. Sehingga, masyarakat tidak lagi takut untuk melakukan aktivitas di luar rumah.
Sebab, dia memandang ekonomi akan tumbuh ketika ada aktivitas atau mobilitas dari masyarakat. Jika aktivitas tersebut tidak terjadi, maka pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terdorong.
"Karena ekonomi itu kaitannya dengan mobilitas. Saat mobilitas menurun tentu kegiatan ekonomi juga menurun tetapi pada saat mobilitas yang aman kegiatan ekonomi meningkat itulah yang didorong oleh pemerintah," jelas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement