Perkenalkan Miliarder Zhong Shanshan, Pengusaha Air Minum yang Bisa Geser Posisi Warren Buffet

Zhong Shanshan berhasil menggeser posisi Mukesh Ambani sebagai orang terkaya di Asia.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jan 2021, 21:33 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2021, 21:00 WIB
Miliarder asal China, Zhong Shanshan. Dok nongfuspring.com
Miliarder asal China, Zhong Shanshan. Dok nongfuspring.com

Liputan6.com, Jakarta Asia kembali mencetak miliarder yang bisa masuk jajaran 10 orang terkaya  di dunia. Dia adalah Zhong Shanshan dari Tiongkok, yang mampu menggeser posisi Warren Buffet hingga Mukesh Ambani dalam daftar orang terkaya dunia versi Bloomberg. 

Sumber kekayaan Zhong berasal dari air kemasan dan produksi vaksin. Kekayaan Zhong melonjak hingga USD 7 miliar atau sekitar Rp 98 triliun di 2020.

Bahkan, pimpinan Nongfu Spring Co., ini sekarang lebih kaya dari Warren Buffett. Hartanya melonjak USD 13,5 miliar sejak awal tahun menjadi USD 91,7 miliar (Rp 1.283,8  triliun), pekan lalu.

Melansir laman Bloomberg dan BBC, Jumat (8/1/2020), Zhong, 66 tahun, sekarang adalah orang terkaya keenam di planet ini. Saham Nongfu telah melonjak 18 persen dalam dua hari perdagangan pertama di 2021, naik lebih dari 200 persen sejak resmi melantai di bursa pada September 2020. 

Ini adalah kedua kalinya warga negara China masuk ke dalam 10 Besar dunia. Sebelumnya, - taipan properti Wang Jianlin mencapai Nomor 8 pada tahun 2015.

Kemudian tidak ada seorang pun dari China daratan yang pernah menempati peringkat setinggi ini di indeks kekayaan Bloomberg sejak diluncurkan pada tahun 2012.

Lonjakan kekayaan Zhong mampu menggeser miliarder Mukesh Ambani dari India dan Jack Ma dari China yang mengisi posisi awal sebagai orang terkaya di Asia sebelumnya.

Terbaru, dia bisa menggeser posisi Warren Buffet yang kini berada pada posisi ke-7 sebagai orang terkaya sejagat. Dengan nilai harta USD 88,2 miliar.

Dijuluki sebagai “Lone Wolf”, itu karena dia selalu menghindari keterlibatan dalam kelompok bisnis atau politik klub.

Karier Zhong telah merambah hingga ke banyak hal. Dia pernah mencicipi bisnis jurnalisme, pertanian jamur, hingga perawatan kesehatan.

Saat pandemi, Zhong ikutan dalam bagian produksi vaksin melalui Beijing Wantai Biological Pharmacy Enterprise Co. Dia membawa perusahaan ini melantai ke pasar saham. Saham telah melonjak lebih dari 2.800 persen.

Tiga bulan kemudian, dia melakukan hal yang serupa dengan Nongfu Spring, perusahaan air kemasannya. Perusahaan tersebut didaftarkan Zhong di Bursa Hong Kong.

Itulah salah satu faktor yang mendorong Zhong dan perusahaannya mampu menggeser orang terkaya di Cina dan Asia sebelumnya, seperti Alibaba milik Jack Ma bahkan Warren Buffet.

 

Saksikan Video Ini

Semakin Kaya Walau Pandemi

Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Ternyata banyak orang yang justru kekayaannya bertambah di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya Zhong Shanshan. 

Adapula pendiri Amazon Jeff Bezos yang kekayaannya begitu melonjak saat pandemi. Di negara lain seperti India, salah satu orang terkayanya, Mukesh Ambani turut menuai keuntungan di mana kekayaan melonjak hingga USD 18,3 miliar menjadi USD 76,9 miliar.

Hal itu terjadi karena Ambani telah membuat kesepakatan untuk mengubah Reliance Industries menjadi raksasa teknologi dan e-commerce.

Selain itu, pada awal tahun 2020, Facebook pun telah menginvestasikan sebesar USD 5,7 miliar dalam perusahaan internet seluler India, Reliance Jio, yang dimiliki Ambani.

Namun di samping itu, Jack Ma justru mengalami penurunan kekayaan dari USD 61,7 miliar pada Oktober 2020. Kekayaannya turun hingga menjadi USD 51,2 miliar. Hal itu disebabkan karena perusahaannya Alibaba menghadapi peningkatan pengawasan dari regulator Cina. Hingga akhirnya Alibaba diselidiki atas klaim perilaku monopoli.

Sebagian besar miliarder baru Cina memang memiliki perusahaan yang bergerak dalam bidang industri teknologi.

Di samping munculnya miliarder baru di China dan juga Asia, terjadi juga peningkatan ketegangan antara Cina dan AS terkait Huawei, TikTok, dan WeChat yang telah menurunkan valuasi saham teknologi China.

 

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya