Alasan Serikat Pekerja Tolak Rencana Akuisisi KCI oleh MRT Jakarta

Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA) menolak rencana akuisisi PT MRT Jakarta atas saham PT KAI Commuter atau PT KCI.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 12 Jan 2021, 21:25 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2021, 21:05 WIB
Ada Pergantian Wesel, KRL Beroperasi Hanya Sampai Stasiun Manggarai
Kereta commuter line melintas di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (13/2/2020). PT KCI melakukan rekayasa perjalanan KRL Bogor dan Bekasi terkait penggantian wesel atau persimpangan rel di stasiun Gambir dan Jakarta Kota. (merdeka.com/Magang/Muhammad Fayyadh)

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA) se-Jawa dan Sumatera pada Selasa, 12 Januari 2021 menolak rencana akuisisi PT MRT Jakarta atas saham PT KAI Commuter atau PT KCI selaku lini bisnis PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI.

"SPKA mendukung integrasi antar moda secara terpadu juga meminta kepada Pemerintah Pusat untuk tidak memilih Aksi Korporasi PT MRT Jakarta yang akan mengakuisisi 51 persen Saham PT KCI dari PT KAI sehingga kepemilikan PT KAI menjadi 49 persen," tulis SPKA dalam keterangan resminya, Selasa (12/1/2021).

"Sikap SPKA tegas. Integrasi Yes, Akuisisi No," seru Serikat Pekerja Kereta Api.

Menurut SPKA, akuisisi tersebut justru berpotensi akan merusak sistem transportasi perkeretaapian yang sudah mapan, baik terintegrasi dalam satu kesatuan sistem menjadikan terpecah berpetak- petak hanya karena alasan kewenangan.

Sejumlah pertimbangan pun dipakai dalam hal ini. Seperti Manajemen PT KAI yang dinilai lebih berpengalaman dalam pengelolaan moda transportasi berbasis rel dan memiliki lintas operasional yang lebih panjang dan komplek.

Kemudian, biaya dan pengorbanan PT KAI yang telah dikeluarkan untuk pembebasan dan penertiban di wilayah operasional PT KCI serta pembangunan dan penataan kawasan sangat besar.

"Akuisisi tersebut justru berpotensi akan merusak sistem transportasi perkeretaapian yang sudah mapan, baik terintegrasi dalam satu kesatuan sistem menjadikan terpecah berpetak-petak hanya karena alasan kewenangan," tegas SPKA.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

KCI Sudah Terbukti

FOTO: Penerapan Protokol Kesehatan di Stasiun Jakarta Kota
Calon penumpang duduk di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Rabu (28/10/2020). Mengantisipasi lonjakan penumpang saat cuti bersama dan Sumpah Pemuda, PT KCI mengajak pengguna KRL bersatu dan bangkit melawan COVID-19 dengan menerapkan 3M. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Jika PT KCI dinilai sudah terbukti lebih baik bisa menjadi contoh layanan kereta api perkotaan yang mengutamakan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan tepat waktu. Beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan lainnya antara lain, PT KAI lebih berpengalaman dalam pengelolaan moda transportasi berbasis rel dan memiliki lintas operasional yang lebih panjang dan komplek.

Biaya dan pengorbanan PT KAI yang telah dikeluarkan untukpembebasan dan penertiban di wilayah operasional PT KCI serta pembangunan dan penataan kawasan sangat besar. Brand Image kereta commuter sudah sangat bagus.

Pengorbanan 3 syuhada pekerja KAI agar tidak sia-sia demi nama baik dan bukti kecintaan pada perusahaan. Termasuk pada pelanggan sampai rela mengorbankan nyawanya pada saat bertugas.

Untuk itu, SPKA mendukung integrasi antar moda secara terpadu. Pihaknya juga meminta kepada Pemerintah Pusat untuk tidak menyetujui rencana korporasi ini.

"Kami meminta kepada Pemerintah Pusat untuk tidak memilih Aksi Korporasi PT MRT Jakarta yang akan mengakuisisi 51 persen saham PT KCI dari PT KAI sehinggakepemilikan PT KAI menjadi 49 persen," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya