Produk Game Online hingga Simulator jadi Terobosan Dongkrak Ekspor Indonesia

Kementerian Perdagangan terus berupaya memulihkan perdagangan luar negeri dengan cara perkuat strategi peningkatan ekspor.

oleh Tira Santia diperbarui 29 Jan 2021, 13:35 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2021, 13:35 WIB
Garuda Indonesia perkenalkan karakter game online yang pertama dari Indonesia yang berjudul LOKAPALA: Saga of The Six Realms.
Garuda Indonesia perkenalkan karakter game online yang pertama dari Indonesia yang berjudul LOKAPALA: Saga of The Six Realms.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya memulihkan perdagangan luar negeri dengan cara perkuat strategi peningkatan ekspor

Diantaranya dengan mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan dan mengidentifikasi produk-produk dalam negeri yang berpotensi menjadi komoditas ekspor.

“Perjanjian perdagangan kawasan penting untuk dilakukan. Di kawasan ASEAN, Indonesia adalah negara terbesar dan strategis. Hal ini dapat menunjukkan ke komunitas internasional bahwa Asia Tenggara adalah kawasan yang diperhitungkan sehingga bisa menjadi hub untuk berinteraksi dengan kawasan-kawasan lain,” kata Wamendag Jerry, Jumat (29/1/2021).

Menurutnya, peran penting Indonesia pada penyelesaian perjanjian perdagangan di kawasan seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) juga ikut menunjukkan posisi Indonesia strategis dan signifikan di mata internasional.

Terkait produk berpotensi ekspor, Wamendag Jerry melihat ada potensi besar dari produk-produk digital buatan dalam negeri, misalnya di sektor gim daring dan produk-produk simulator untuk keperluan kesehatan maupun militer. Menurutnya, produk-produk seperti gim daring dan produk simulator tersebut dapat menjadi terobosan ekspor komoditas Indonesia.

“Indonesia punya itu. Kita bisa lakukan business matching dengan vendor-vendor di luar negeri. Terobosan seperti ini yang harus kita kembangkan, bagaimana kita melihat produk-produk digital itu bisa dijadikan produk ekspor andalan,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Kasan mengatakan menjaga pasar dan ekspor produk utama Indonesia, serta meningkatkan penetrasi ke pasar non tradisional juga merupakan bagian dari strategi perdagangan luar negeri yang akan ditempuh saat ini.

“Nilai ekspor ke pasar-pasar non tradisional relatif belum signifikan, tetapi pasar non tradisional seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin memiliki potensi yang cukup besar,” kata Kasan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Produk Bernilai Tambah

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Selain itu melalui program peningkatan ekspor, Kemendag terus berupaya meningkatkan ekspor produk-produk yang bernilai tambah. Upaya ini ditempuh melalui program pengembangan produk ekspor, pengembangan sumber daya manusia di bidang ekspor, dan promosi dagang.

“Kemendag akan terus memfasilitasi pengusaha Indonesia untuk melakukan promosi ke berbagai negara,” kata Kasan.

Adapun Kasan menyebut pertumbuhan perdagangan Indonesia di tahun 2021 ini tidak bisa lepas dari faktor internal di dalam negeri dan eksternal di negara tujuan. Faktor internal yang utama saat ini adalah upaya penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri.

Hal ini karena penanganan pandemi turut mempengaruhi kondisi ekonomi, yang juga akan berdampak pada perdagangan. Tingkat pemulihan yang juga berdampak ke perdagangan akan dibaca sebagai kondisi yang gradual sampai awal tahun depan.

“Faktor internal lainnya meliputi dukungan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan ekonomi dan menemukan cara untuk mendorong konsumsi di dalam negeri, terutama kelas menengah karena porsinya yang lebih besar daripada kelas atas,” ungkap Kasan.

 Sementara itu, faktor eksternal meliputi kondisi pandemi Covid-19 di negara tujuan yang mempengaruhi kebijakan karantina wilayah di negara tersebut. Kasan berharap faktor eksternal lainnya seperti kondisi geopolitik dan isu perang dagang dapat melunak di tahun ini.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya