Ketua OJK Sebut Kelahiran Bank Syariah Indonesia Bisa Jadi Raksasa Baru

Bank Syariah Indonesia Tbk akan bisa bersaing dengan perbankan konvensional.

oleh Andina Librianty diperbarui 06 Feb 2021, 21:15 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2021, 21:02 WIB
Menkominfo, Kepala BKPM dan Ketua Dewan Komisioner OJK Diskusi Investasi Unicorn
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat diskusi FMB 9 bertajuk 'Investasi Unicorn untuk Siapa?', Jakarta (26/2). Potret e-commerce dan start-up Indonesia diyakini akan menjadi saran lompatan besar untuk Indonesia. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, meyakini PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan bisa bersaing dengan perbankan konvensional. Hal ini disampaikannya dalam acara Wedangan IKA UNS Seri XLIII secara virtual pada Sabtu malam (6/2/2021).

Menurut Wimboh, Bank Syariah Indonesia akan bisa menjadi kompetitor bank-bank konvensional baik dari sisi produk, akses, cakupan, termasuk kualitas. Ia pun menyebut Bank Syariah Indonesia sebagai raksasa baru di dunia perbankan.

"Kita tunggu ini akan bangkit, mengutip pernyataan bapak Presiden lahirnya bank syariah ini sebagaimana lahirnya raksasa baru. Tinggal kita tunggu debutnya ke depan," ungkap Wimboh pada Sabtu (6/2/2021).

Bank Syariah Indonesia merupakan penggabungan tiga bank syariah BUMN yaitu Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Bank Syariah Indonesia secara resmi berdiri pada 1 Februari 2021.

Dijelaskan Wimboh, industri perbankan syariah memiliki ruang cukup besar untuk tumbuh. Di tengah kontraksi kredit perbankan nasional sebesar -2,41 persen pada 2020, pembiayaan bank umum syariah masih tumbuh 9,5 persen yoy dengan ketahanan yang memadai. Peluang tumbuh yang besar ini lah menjadi salah satu alasan kelahiran Bank Syariah Indonesia.

"Kredit bank syariah tumbuhnya 9,5 persen, ini luar biasa. Ruang untuk tumbuh cukup besar . Oleh karena itu, kemarin kita dorong merger beberapa bank termasuk bank syariah milik pemerintah, ini lompatan luar biasa," tutur Wimboh.

Adapun per Desember 2020, total aset keuangan syariah Indonesia, tidak termasuk saham syariah, mencapai Rp 1,802 triliun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ketua OJK: Bank Syariah Indonesia Harus Dorong Usaha Kecil di Daerah

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat menggelar jumpa pers tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, Bank Syariah Indonesia (BSI) masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk membangkitkan ekonomi syariah di Indonesia.

Selain mewujudkan produk keuangan syariah yang murah dengan jaringan luas, BSI juga memiliki peran untuk jadi role model bagi bisnis kecil dan UMKM di pelosok negeri.

"Peran BSI dan bank syariah lain di seluruh Indonesia ini yaitu ikut menstimulate bisnis kecil di daerah. Jadi kita harus ikut create bisnis melalui pengembangan UMKM dan usaha mikro di daerah," ujar Wimboh dalam Index Debut PT BSI, Kamis (4/2/2021).

Wimboh mengingatkan kepada BSI untuk terus melakukan pembinaan terhadap bisnis kecil dan UMKM agar mereka berdaya dapat dapat berkontribusi terhadap ekonomi syariah ke depan. Pihaknya dengan tegas akan mendukung BSI dalam mewujudkan hal tersebut.

"Bagaimana mewujudkan mimpi, lahirnya raksasa yang memberi manfaat terbaik, baik dari kualitas produk, biaya yang murah, jaringan luas dan menjadi role model bagi bank syariah yang lain, ini pekerjaan bersama," katanya.

Berdirinya BSI di tengah pandemi juga menjadi momentum yang tepat untuk memanfaatkan segala peluang, termasuk teknologi dalam memperbaiki layanan keuangan syariah.

"Pada hari ini pembukaan bursa tadi, kelihatan sangat positif karena memberi dampak yang baik di bursa Indonesia. Ileh karenanays, nanti fokus (BSI) ialah kepada masyarakat yang notabene banyak di daerah, sehingga bisa menjadi bank yang inklusif di daerah yang membutuhkan (akses perbankan)," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya